Akibat Penumpang Sepi, Sopir Angkot di Rangkasbitung Rela Ngutang Demi Bayar Setoran
LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Kebijakan larangan mudik ternyata berimbas secara langsung terhadap masyarakat, khususnya para pelaku ekonomi kecil, seperti sopir angkutan umum atau angkot.
Mereka mengeluh, karena kebijakan tersebut telah menyebabkan jasa angkutannya sepi akan penumpang. Bahkan, dalam sehari mereka hanya bisa mengangkut beberapa penumpang saja.
"Sepi parah, sehari kadang cuma 5 sampai 10 penumpang saja," kata Dandan salah satu sopi angkot jurusan Kalijaga-Mandala kepada Pos Kota di Terminal Mandala, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Senin (10/5/2021).
Dandan mengatakan, sepi nya penumpang itu semenjak Pemerintah memberlakukan kebijakan larangan mudik, dan menyetop seluruh layanan transportasi KRL dan Kereta Lokal di Stasiun Rangkasbitung pada 6 Mei lalu.
"Penumpang biasanya merupakan mereka yang turun-naik di stasiun, atau dari terminal yang berasal dari luar wilayah Lebak. Tapi sekarangkan yang dari luar wilayah Lebak tidak diperbolehkan masuk. Akibatnya imbas ke kita (sopir angkot,- red)," kata Dandan.
Ia mengaku, akibat sepinya penumpang itu kini dirinya terpaksa menghutang kepada orang lain guna menutupi setoran angkot yang ia gunakan dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
"Kita kan ini pakai angkot orang lain, jadinya harus tetep ngasih setoran. Belum lagi bensinnya. Ya terpaksa, harus kesana kesini cari pinjeman," akunya.
Hal senada disampaikan oleh sopir angkot lainnya yakni Ilham. Dirinya berharap agar Pemerintah dapat mengevaluasi kebijakan larangan mudik atau penghentian operasional KRL itu, ataupun mencari solusi lainnya.
"Kitakan punya keluarga pak, yang harus kita kasih makan. Kalau tetap seperti ini bagaimana kita ngasih makan mereka. Jadi tolonglah Ibu Bupati, Pa Presiden lihat kami, yang merasakan dampak dari kebijakan yang bapak ibu buat ini," pungkasnya. (Kontributor Banten/Yusuf Permana)