JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pembatasan operasional angkutan umum dikeluhkan warga, khususnya mereka yang tidak bekerja kantoran .
Natalia, karyawan swasta tinggal asal Tanjung Priok yang bekerja di kawasan Cempaka Putih ini mengaku bakal kesusahan dengan adanya pembatasan operasional pada angkutan umum.
Pasalnya dirinya selalu menggunakan angkutan umum saat berangkat ataupun pulang kerja.
"Kalau dibatasi sampai jam 8 malam ya bakal susah sih, saya kan di Priok, biasanya naik Transjakarta. Saya pulang kerja aja jam 9 malam. Kalau naik ojek kan lebih mahal ya," ucap Natalia yang bekerja disalah satu kios busana muslim, saat ditemui di Jalan Yos Sudarso, Kelapa Gading.
Baca juga: Pemprov DKI Batasi Angkutan Umum Warga Harus Merogoh Kocek Lebih Dalam
Meskipun ada kebijakan pembatasan jam operasional pada pusat perbelanjaan atau mal, dirinya meminta agar Pemprov DKI dalam membuat kebijakan harus disesuaikan dengan kebutuhan para pekerja non perkantoran.
"Kalau kerja perkantoran kan bisa pulang jam 7 malam paling lama, kalau kayak saya ya gimana, sesuaikan aja lah. Kan gak semua orang kerja perkantoran, ada pedagang, SPG banyak lah," pinta Natalia.
Hal senada juga dikatakan Yohannes Tohap. Pekerja swasta ini berpendapat pembatasan jam operasional pada transportasi umum tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang tidak tinggal di Ibukota.
Baca juga: Mau Tetap Aman Naik Angkutan Umum Kamu Harus Patuhi Ini
"Semoga aja KRL tidak dibatasi operasional nya. Kalau dibatasi bakal repot juga saya. Saya kan tinggal di Depok, setiap hari naik KRL. Kalau KRL ikut dibatasi mau naik apa, naik motor capek lah dari Depok ke Jakarta tiap hari," ujarnya saat ditemui di kawasan Mangga Dua.(yono/tri)