Patriot Bangsa 

Sabtu 08 Mei 2021, 07:00 WIB
Logo Suara Kebangsaan

Logo Suara Kebangsaan

Kemana semangat berdikari itu? Juga dalam hal pangan, obat-obatan, dan berbagai kebutuhan pokok rakyat lainnya. Betapa mudahnya mengambil keputusan untuk impor. Kedua, mentalitet terjajah, ketertundukkan terhadap asing.

Dalam dunia pendidikan sekalipun, betapa Indonesia dijajah dengan filsafat, metodologi pemikiran, dan bahkan referensi teori yang sering ditelan mentah tanpa dibumikan dalam kultur dan kondisi geografis bangsa Indonesia sendiri.

Di India bisa diambil contoh. Semangat swadesi muncul dalam setiap disiplin ilmu pengetahuan. India dengan bangga menampilkan para pemikir ulung, para pakar nasionalnya terlebih dahulu, kemudian baru pemikir Asia dan kemudian dunia.

Puncaknya, berbagai pemikiran tsb ditelaah secara kritis bagi kepentingan nasionalnya. Dengan demikian, jalan berdikari pun dimulai dari rasa percaya diri dalam alam pikir dunia pendidikan.

Indonesia tidak akan berdikari, ketika sistem pendidikan nasional juga tidak mendorong semangat berdikari tsb. Mentalitet terjajah juga muncul dari kebiasaan membeli produk asing, daripada berjuang mendorong kemampuan produksi nasional Indonesia.

Pembelian buah impor adalah contoh sederhana dari mentalitet ketertundukan ini. Ketiga, melunturnya jalan modernitas dan supremasi pengusaan sains dan teknologi bagi kemajuan bangsa. Para pendiri bangsa seperti HOS Tjokroaminoto, Radjiman Wedyodiningrat, Bung Karno, Bung Hatta, Syahrir, KH Agus Salim, dll merupakan pemimpin negarawan dan sekaligus pembelajar yang baik.

Mereka menyadari bahwa Indonesia maju melalui modernitas dalam seluruh aspek kehidupan, namun tetap bercorak pada kebudayaan bangsa sendiri. Mereka mempelajari kunci kemajuan Jepang, Turki, Tiongkok dll, dan tidak silau oleh kemajuan negara lain, selain berjuang keras agar Indonesia memiliki semangat yang sama.

Para pendiri bangsa tersebut menegaskan bagaimana penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, kegiatan riset dan inovasi diabdikan bagi kepentingan kemanusiaan, keadilan, dan sekaligus sebagai jalan pembebasan dari belenggu kemiskinan.

Para pemimpin negarawan tersebut sangat memahami substansi mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjadikan Pancasila sebagai obor pembebas bagi bangsa-bangsa Asia Afrika dan Amerika Latin. Lalu kenapa kepemimpinan Indonesia tersebut kini meredup?

Seluruh semangat juang dan dedikasi para patriot bangsa tersebut karena kuatnya ide bagi kejayaan bangsa, rasa cinta tanah air, dan semangat juang untuk mewujudkannya.

Ketiga aspek inilah yang harusnya dikobarkan. Dengannya, berbagai kemerosotan semangat berdikari, mentalitet terjajah, dan semangat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dipulihkan.

Belajar dari para patriot bangsa yang gugur ketika menjalankan tugas negara, kita diingatkan kata-kata penuh semangat dari Bung Karno, bahwa perjuangan bagi rakyat, bangsa dan negara tidak akan pernah sia-sia, no sacrifice is wasted!!!

Berita Terkait

Persaudaraan Sejati  

Sabtu 15 Mei 2021, 07:00 WIB
undefined

News Update