JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Secara tidak sadar, kita sering melakukan kesalahan ketika melakukan suatu kegiatan, namun kita tidak memperhatikan kesalahan tersebut sehingga kesalahan untuk menjadi kebiasaan yang kita lakukan setiap saat.
Seperti hanya soal mencuci pakaian, mencuci memang bukan kegiatan yang sult, namun mencuci
pakaian membutuhkan ketelitian.
Jika kita tidak teliti dan mengabaikan yang detail maka kita hendak berumur panjang.
Berikut adalah kesalahan yang sering kita lakukan soal mencuci baju baik menggunakan mesin
ataupun menggunakan tangan diantaranya sebagai berikut:
1. Tidak Memisahkan Pakaian Terlebih Dahulu
Hal ini memang kadang tidak dirasa perlu bagi sebagian orang.
Namun jika tidak dilakukan hal ini akan menyebabkan pakaian kita luntur dan rusak.
Tidak hanya sesuai warnanya, sebelum mencuci hendakrya kita mengelompokkan pakaian sesuai jenis bahon atau kain untuk mencegah kerusakan pada serat kain.
2. Tidak Membuka Kancing Pakaian
Membuka kancing saat kita mencuci pakaian kita berfungsi untuk mencegah kancing pakaian kita tersangkut pada saat proses pencucian.
Hal kecil seperti ini hanya membutuhkan waktu yang singkat namun dapat membuat umur pakaian kita lebih parjang.
3. Menggunakan Pemutih Secara Berlebihan
Pemutih bertungsi untuk menghilangkan noda bandel seperti darah atau
keringat yang membekas pada pakaian kita.
Sifat pemutih adalah untuk mengoksidasi kotoran yang ada pada pakaian dan jika digunakan untuk pakaian berwama bisa menghilangkan warna pakaian itu sendiri.
Jadi penggunaan pemuth sebaiknyasecukupnya dan hanya untuk pakaian yang berwarna putih.
4. Terlalu Banyak Mengggunakan Deterjen
Menggunakan deterjen dengan jumlah yang banyak bukan berarti lebih
ampuh menghilangkan noda pada pakakan kita.
Justru jika kita menggunakan deterjen secara berlebih akan membuat busa yang dihaslkan pada deterjen menjadi sulit hilang saat proses pembilasan dan jika terpapar kulit kita akan menjadi kasar dan panas saat bersentuhan langsung dengan deterjen.
Solusi untuk mengatasi penggunaan deterjen yang berlebih dan
pencemaran lingkungan dan mencegah tangan menjadi kasar adalah dengan
menggunakan deterjen yang berbahan aktif tumbuhan tanpa LABSA yang terbuat
dari minyak nabati yang didapatkan dai kelapa, kelapa sawit, atau kacang
kedelai.
Deterjan yang berbahan dasar humbuhan menjadi salah satu era baru
mencuci pakaian karena sifatnya yang mudah terurai sehingga menjadi ramah lingkungan.
Di luar negeri deterjan berbahan tumibuhon sudah lama digunakan
Sclus unuk mengatasi pengsgunoan deterjen yang berlebh dan
pencemaran lingkungan dan mencegah tangan menjadi kasar adalah dengan
menggunakan deterjen yang berbahan aktif tumibuhan tanpa LABSA yang terbuat
dai minyak nabati yang didapatkan dari kelapa, kelapa sawit, atau kacang
kedelai. Deterjen yang berbahan dasar tumbuhan menjai salah satu era beru
mencuci pakaian karena sifatrya yang mudah terurai sehingga menjadí ramah
ingkungan. Di luar negeri deterjen berbahan tumbuhan sudah lama digunakan.
5. Salah Pilih Deterjen
Saat mencuci pakaian jangan sampai salah piih deterjen, ya, karena
rata-rata deterjen konvensional yang beredar di Indonesia mengandung LABSA
atau Linear Alkyl Benzene Sulphonic Acid.
LABSA adalah asam lemak organik zat turunan minyak bumi yang larut dalam air dan diencerkan untuk mengeluarkan panas.
Jika terkena kulit akan terasa panas dan keriput atau pecah pecah, jika kita tidak behati-hati.
LABSA yang berbahan dasar dari turunan minyak bumi tentu suatu saat nanti akan habis jika digunakan terus menerus.
Hal ini seharusnya menjadi fokus agar Indonesia mulai mengganti bahan tersebut ke yang lebih natural sepert di luar negeri.
Padahal selain lebih ramah kulit dan ramah ingkungan, deterjen berbahan tumbuhan lebih bisa larut dalam membersihkan ke dalam serat pakaian. (mia)