TANGSEL, POSKOTA.CO.ID - Seorang bekas anak jalanan, Bintang mengaku masih banyak perlu belajar di Pesantren Tasawuf Underground, Jalan Otista Raya, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan.
Sejak masuk Pesantren Tasawuf Underground, Januari tahun 2020 lalu, pria 20 tahun itu menyatakan masih belum memiliki sikap tawadhu.
"Semuanya belum tercapai. Masih belum bisa mengubah sikap menjadi tawadhu. Intinya masih banyak belajar dan kekurangan," ujarnya kepada Poskota, Minggu (2/5/2021).
Meskipun begitu, Bintang menuturkan, saat ini dirinya sudah lancar dalam membaca ayat-ayat Al-Quran maupun terjemahannya.
"Sehabis salat subuh kegiatannya di sini baca Al-Quran, kemudian dilanjutkan lagi sehabis salat zuhur dan hingga jelang berbuka puasa. Karena rutin begitu alhamdulillah lancar," sebutnya.
Kemudian, Bintang mengaku, ada kegiatan pengajian emak-emak di Pesantren Tasawuf Underground setiap seminggu sekali.
"Ada juga kami di sini mengaji bersama ibu-ibu setiap sepekan sekali. Banyak kegiatan di sini," ungkapnya.
Dia menuturkan, ada 26 santri yang belajar di pondok Pesantren Tasawuf Underground. Mereka semua berasal dari anak jalanan.
"Semua biaya ditanggung sama Ustaz Halim Ambiya. Ada juga donatur yang sering datang ke sini," ucapnya.
Pesantren Tasawuf Undeground itu dibentuk Ustad Halim Ambiya.
Ustad Halim menceritakan, pesantren itu berawal dari program kajian di media sosial pada 9 tahun lalu atau tahun 2012.
Saat itu, yang mengikuti kajiannya adalah profesional muda dan pegawai kantoran. Namun mengalami kejenuhan.
Hingga akhirnya, Halim memutuskan untuk merangkul anak jalanan.
"Sekitar 5 tahun lalu, saya merangkul anak jalanan sebagai sahabat ternyata mudah," kata Halim.
Diketahui, pesantren Tasawuf Underground berada di sebuah ruko blok C No 27 berwarana oranye di Kompleks Ruko Pasar Cimanggis, Ciputat, Kota Tangerang Selatan.
Ruku itu memiliki tiga lantai, sedikitnya ada 26 santri yang 'mondok' di pesantren itu.
Mereka, tinggal sekaligus mengaji di sana.
"Ide berawal pengen mengaji itu keluar dari mulut mereka. Mereka datang itu kesungguhan luar biasa," ungkapnya. (ridsha vimanda nasution/kontributor)