Sebaiknya kita tidak perlu merepotkan diri untuk menjawab orang tersebut. Atau jawablah sesuai kemampuan akal mereka, sebagaimana sabda Rasuulullah SAW, ”Kami golongan para nabi, diperintahkan berbicara kepada manusia dengan sesuai kemampuan akal mereka.”
Karena itu terkadang jawaban Rasulullah SAW menjawab pertanyaan yang diajukan para sahabatnya dengan berbeda-beda, meskipun pertanyaannya sama.
Sementara menurut Imam al-Ghazali, penyakit bodoh yang bisa diobati adalah seseorang yang bertanya untuk mencari petunjuk serta memiliki akal yang mampu untuk memahami, serta hatinya tidak terkalahkan oleh sifat dengki, marah, dan hawa nafsu.
Pertanyaanya datang bukan pula karena dengki, mempersulit dan mencoba kepintaran seseorang. Maka orang seperti ini bisa diobati kebodohannya, dan kita pun boleh menjawab pertanyaan orang tersebut. Bahkan hukumnya bisa wajib.