Raja Saifudin sendiri yang kala itu sedang memimpin kesultanan, pergi mengungsi ke Surabaya. Di sana kemudian ia menetap dan mempunyai keturunan sampai pada akhirnya meninggal dunia di sana.
"Pada peristiwa Babat Banten itu, presiden memerintahkan KH. Tubagus Ahmad Khotib menjabat sebagai keresidenan pertama Banten setelah bangsa Indonesia merdeka," ucapnya.
Mahdi menilai, banyak faktor yang menyebabkan kerajaan Banten bisa diruntuhkan oleh Belanda, salah satunya yang terkenal adalah gerakan yang selalu dilakukan Belanda adalah mengadu domba.
"Bahkan dalam beberapa literatur, Belanda sudah mulai berkuasa dan mengendalikan kesultanan Banten pada saat sultan haji memimpin atau Sultan yang ketujuh," ungkapnya.
Setelah kerajaan Banten mampu dihancurkan, Belanda kemudian memecahnya menjadi empat kepresidenan Banten yakni yang terletak di Pandeglang, Rangkasbitung, Serang serta di Banten itu sendiri.
"Pada zaman kesultanan Banten ketujuh ini Belanda sudah menguasai pelabuhan Banten yang kala itu sudah menjadi akses perdagangan dunia," jelasnya. (Kontributor Banten/Luthfillah)