Suara kebangsaan adalah rel identitas bangsa dimana nation and character building wajib dilakukan, agar bebaslah segala mentalitet rendah diri, mental terjajah, menjadi mentalitet yang memerdekakan keyakinan bangsa untuk bisa berdiri di atas kaki sendiri.
Pandemi Covid-19 menyadarkan betapa rentannya Indonesia dalam jebakan ketergantungan terhadap obat-obatan, vaksin, sehingga memajukan kesehahteraan umum dalam perspektif kesehatan masih jauh dari harapan.
Suara kebangsaan menembus sekat-sekat ketidakpercayaan diri bangsa yang menteri perdagangannya lebih memilih impor beras daripada mengupayakan peningkatan produksi nasional di tengah krisis akibat pandemi covid-19.
Suara kebangsaan adalah suara yang tetap tinggal di hati rakyat, yang terus mendambakan kemajuan dalam seluruh aspek kehidupan.
Apakah itu bisa, dan bagaimana mencapainya?
Tiba-tiba suara kebangsaan mengingatkan kita pada apa yang disampaikan oleh Bung Karno sebelum membacakan teks Proklamasi, 17 Agustus 1945: “Kini tiba saatnya bagi kita untuk berani meletakkan nasib bangsa dna nasib tanah air di tangan kita sendiri. Sebab hanya bangsa yang berani meletakkan nasib di tangan kita sendiri, akan berdiri dengan kuatnya”.