Kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Ilustrasi. (ist)

Opini

Angin Segar KBM Tatap Muka

Rabu 07 Apr 2021, 06:00 WIB

MULAI hari ini, Rabu (6/4), sebanyak 85 sekolah (terdiri SD, SMP, SMA, dan SMK) di Jakarta akan melakukan uji coba kegiatan belajar mengajar tatap muka.

Jumlah sekolah piloting itu merupakan hasil asesmen Dinas Pendidikan DKI, dari sisi kesiapan kondisi guru dan siswa juga ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan.

Kebijakan ini sejalan dengan keputusan pemerintah pusat yang sudah mengizinkan sekolah tatap muka digelar di tengah pandemi Covid-19.

Tentu ini adalah angin segar untuk sebagian orangtua, meski sebagian lainnya menolak dengan beragam alasan. Banyak orangtua yang setuju masa uji coba ini karena belajar daring dinilai tidak efektif. Ada yang karena faktor guru minim penguasaan IT, siswa tak memiliki handphone, sampai siswa memiliki handphone namun tak mampu membeli kuota internet.

Belajar daring di rumah cukup menyulitkan siswa kelas XII yang akan menghadapi ujian akhir serta persiapan menuju perguruan tinggi negeri. Materi yang diperoleh menjadi tak maksimal.

Ketersediaan JakWifi di beberapa titik di Jakarta dinilai tak efektif meski siswa mendapat akses internet gratis. Belakangan wifi gratis itu dimanfaatkan pengguna untuk kegiatan di luar belajar, seperti main game atau berinteraksi di medsos.

Yang menarik, kontrol terhadap siswa yang belajar di rumah sangat lah lemah. Bahkan, karena setahun lebih di rumah, banyak remaja usia sekolah terlibat tawuran, kejahatan jalanan semacam begal, dan sebagainya.

Rencananya, kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka sampai 29 April 2021. Itu pun tidak setiap hari.  Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana sebelumnya menjelaskan, KBM itu hanya sekali seminggu dengan waktu belajar hanya dua jam terbagi dalam dua sesi yakni pukul 07.00-09.00 dan 10.00-12.00.

Jumlah siswa hanya 16 anak per kelas.
Mata pelajaran hanya yang esensial saja seperti Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPA. Perpustakaan dan kantin belum boleh dibuka. Setelah belajar langsung pulang dan gedung disterilisasi.

Yang menarik, dalam masa uji coba ini, guru pengajar akan melakukan sistem belajar blended learning, di mana sebagian siswa belajar di kelas dan lainnya di rumah dengan materi yang tak diajarkan saat KBM tatap muka.  

Sebagai tahap pertama KBM dilakukan seminggu sekali, lalu selanjutnya dua kali dalam seminggu.Meski masih serbaterbatas, setidaknya KBM tatap muka sudah dimulai. Diharapkan, sekolah-sekolah lain juga akan mengikuti secara bertahap.

Apalagi, jika hasil dari uji coba ini penyebaran vaksin corona terus menurun akan memunculkan kepercayaan orangtua siswa berkait KBM tatap muka dalam kondisi aman. Siswa pun akan mengejar ketertinggalan penguasaan materi belajar. (*)

Tags:
Angin Segar

Reporter

Administrator

Editor