Terdapat daerah tekanan rendah di Samudra Hindia sebelah Barat Banten yang membentuk daerah belokan angin atau windshear di sepanjang wilayah Banten sehingga memberikan pengaruh signifikan terhadap potensi pertumbuhan awan-awan hujan.
Gelombang Kelvin terpantau aktif pada tanggal 02 April 2021 di sebagian Pulau Jawa yang mana berkontribusi pada proses pembentukan awan hujan terutama di wilayah Banten.
“Berdasarkan Citra Satelit Himawari-8 tanggal 02 April 2021 terlihat di wilayah Kabupaten Lebak didominasi oleh awan Cumulunimbus (Cb) dengan suhu puncak awan mencapai - 100 °C. Awan Cumulunimbus terlihat konsisten berada di wilayah Kabupaten Lebak sejak malam hingga pagi hari," jelasnya.
Berdasarkan hasil analisa pada Citra Radar Cuaca, terpantau terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di wilayah Kabupaten Lebak. Hujan mulai terjadi secara merata pada malam hari tanggal 02 April 2021 dan masih berlangsung hingga tanggal 03 April 2021 lalu.
"Kejadian banjir yang terjadi di beberapa titik kecamatan di Kabupaten Lebak lebih disebabkan oleh meluapnya debit sungai Cipayanggu (anak sungai) akibat curah hujan tinggi dari malam hingga pagi hari. Curah hujan tinggi dipicu oleh suhu muka laut yang hangat, MJO aktif, pola belokan angin yang terbentuk karena adanya daerah bertekanan rendah, dan aktifnya Gelombang Kelvin," ujarnya.
Intesitas curah hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
"Cuaca buruk masih berpotensi di wilayah Banten umumnya dan Lebak khususnya. Terutama pada malam hingga dini hari, oleh karena itu diminta kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaan khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana banjir dan pergerakan tanah," katanya. (kontributor banten/yusuf permana)