LEBAK, POSKOTA.CO.ID – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II telah menganalisa bencana banjir yang melanda wilayah Kabupaten Lebak pada hari Sabtu (03/04/2021) lalu.
Bencana banjir yang melanda 4 Kecamatan di Lebak yakni Kecamatan Bojongmanik, Rangkasbitung, Cibadak dan Kecamatan Warunggunung yang telah menyebabkan ratusan rumah, fasilitas umum, serta akses jalan terendam banjir.
Banjir ini ternyata bukan disebabkan oleh siklon tropis tetapi oleh Fenomena Gelombang Kelvin.
"Bencana banjir terjadi di Lebak bukan karena Siklon Tropis. Namun, dari hasil analisa BMKG, banjir yang terjadi di Lebak kemarin lebih pada fenomena gelombang Kelvin," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Pebby Rizki Pratama kepada awak media, Senin, (5/4/2021).
Kata Febby, fenomena gelombang kelvin itu telah menyebabkan tingkat curah hujan tinggi.
Berdasarkan data curah hujan dari stasiun pengamatan terdekat, tercatat hujan lebat hingga sangat lebat dengan intensitas curah hujan 90 mm per hari dan 104.8 mm per hari pada tanggal 2 hingga 3 April 2021.
Diwaktu yang sama kondisi suhu muka laut di sekitar perairan Banten pada tanggal 1 April 2021 berkisar antara 29 derajat celcius hingga 30 derajat.
"Suhu muka laut pada kisaran tersebut termasuk dalam kategori hangat sehingga menyebabkan penambahan pasokan uap air dari perairan tersebut ke wilayah Banten,” jelasnya.
Anomali suhu muka laut berkisar antara 0.5 derajat Celcius hingga -1.0 derajat celcius terhadap normalnya.
“Adanya penguapan yang cukup tinggi sehingga menyebabkan banyak suplai uap air di atmosfer untuk mendukung terbentuknya awan-awan konvektif di sekitar Provinsi Banten," tambahnya.
Lebih lanjut Febby menjelaskan, bahwasannya peta angin gradien pada tanggal 2 April 2021 jam 12 UTC menunjukkan secara umum bahwa angin bertiup dari arah Barat Laut hingga Utara dengan kecepatan berkisar antara 15 – 30 knots.
Terdapat daerah tekanan rendah di Samudra Hindia sebelah Barat Banten yang membentuk daerah belokan angin atau windshear di sepanjang wilayah Banten sehingga memberikan pengaruh signifikan terhadap potensi pertumbuhan awan-awan hujan.
Gelombang Kelvin terpantau aktif pada tanggal 02 April 2021 di sebagian Pulau Jawa yang mana berkontribusi pada proses pembentukan awan hujan terutama di wilayah Banten.
“Berdasarkan Citra Satelit Himawari-8 tanggal 02 April 2021 terlihat di wilayah Kabupaten Lebak didominasi oleh awan Cumulunimbus (Cb) dengan suhu puncak awan mencapai - 100 °C. Awan Cumulunimbus terlihat konsisten berada di wilayah Kabupaten Lebak sejak malam hingga pagi hari," jelasnya.
Berdasarkan hasil analisa pada Citra Radar Cuaca, terpantau terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di wilayah Kabupaten Lebak. Hujan mulai terjadi secara merata pada malam hari tanggal 02 April 2021 dan masih berlangsung hingga tanggal 03 April 2021 lalu.
"Kejadian banjir yang terjadi di beberapa titik kecamatan di Kabupaten Lebak lebih disebabkan oleh meluapnya debit sungai Cipayanggu (anak sungai) akibat curah hujan tinggi dari malam hingga pagi hari. Curah hujan tinggi dipicu oleh suhu muka laut yang hangat, MJO aktif, pola belokan angin yang terbentuk karena adanya daerah bertekanan rendah, dan aktifnya Gelombang Kelvin," ujarnya.
Intesitas curah hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
"Cuaca buruk masih berpotensi di wilayah Banten umumnya dan Lebak khususnya. Terutama pada malam hingga dini hari, oleh karena itu diminta kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaan khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana banjir dan pergerakan tanah," katanya. (kontributor banten/yusuf permana)