Kesi, muslim yang bersama suami dan ketiga anaknya tinggal di lingkungan Gereja HKBP Ciputat, Tangsel. (foto: poskota/ridsha vimanda nasution)

Tangerang

Potret Toleransi Antarumat Beragama di Ciputat Tangsel, Satu Keluarga Muslim Tinggal di Lingkungan Gereja

Jumat 02 Apr 2021, 20:10 WIB

TANGSEL, POSKOTA.CO.ID - Potret toleransi antarumat beragama terlihat di Gereja HKBP Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel).

Bagaimana tidak, di lingkungan Gereja HKBP Ciputat, terdapat satu keluarga muslim yang tinggal dan menetap di sana. 

Satu keluarga itu bernama Adiyanto (51) bersama istrinya Kesi (41) dan ketiga anaknya. Mereka tinggal di sebuah rumah petak berukuran 4X7 meter.

Kesi menceritakan, sudah tiga tahun lamanya tinggal di lingkungan Gereja HKBP Ciputat. Rumah itu disediakan oleh pihak gereja.

"Sudah tiga tahun tinggal di sini. Nemuin Natal itu sudah tiga kali sih. Rumah di sini sudah disediakan oleh pihak gereja, saya dan keluarga tinggal menempati saja," ujarnya ditemui Poskota.co.id di kediamannya, Jumat (2/4/2021).

Wanita asli Tegal ini mengaku, mulanya tinggal di dalam Terminal Pasar Minggu, Jakarta Selatan. 

Di terminal, Kesi beserta suami dan anaknya tinggal sambil berjualan usaha warung makan serta warung kopi.

"Jadi kita usaha warung makan dan kopi di dalam terminal, sekaligus tidur di sana juga," ungkapnya.

Namun, Kesi tidak menyangka ternyata seorang yang menjadi langganan tempat warung makannya merupakan dari pihak Gereja HKBP Ciputat.

Kesi beserta suaminya diajak untuk tinggal di lingkungan gereja sekaligus diminta bekerja sebagai tukang bersih-bersih.

"Orang gereja itu kasihan melihat anak saya yang paling kecil usia 8 tahun bermain di terminal. Karena itu saya sama suami diajak untuk tinggal di lingkungan gereja," terangnya.

Kesi beserta suaminya akhirnya diajak terlebih dulu untuk melihat tempat tinggal di lingkungan Gereja HKBP Ciputat. 

"Akhirnya saya sama suami memutuskan menerima tawaran pihak gereja. Sebab daripada bingung melihat anak kasihan tidak bisa sekolah kalau di terminal," sebutnya.

Kesi beserta suaminya mulai bekerja sebagai petugas bersih-bersih dan membantu saat ada ibadah perayaan hari besar umat Kristen.

Kesi mendapatkan upah gaji Rp1 juta setiap bulannya. Sementara Adiyanto mendapatkan upah gaji Rp3,7 juta setiap bulannya.

"Saya dan seuami merasa bersyukur banget ada kehidupan lebih baik dari terminal. Di sini, kami bisa menyekolahkan anak dari hasil uang kerja," sebutnya.

Toleransi Antarumat Beragama

Kendati memiliki kewajiban bekerja sebagai tukang bersih-bersih, Kesi mengaku pihak gereja tidak melarang jika dirinya bersama suami menunaikan ibadah salat.

"Saya juga bersyukur di sini pihak gereja tidak melarang kalau saya dan suami mau salat. Malah justru kalau sudah waktunya kami malah disuruh prioritaskan ibadah," paparnya.

Tidak hanya salat, Kesi menyebut, ibadah puasa juga selalu diberikan toleransi kala waktu berbuka puasa. 

"Sama kalau saat puasa menjelang buka sebelum magrib sudah diminta untuk istirahat atau lepas kerjaan. Bahkan kalau ada makanan halal mereka suka memberi. Kalau ada haram, mereka bilang maaf yah bu lagi ada makanan yang tidak sesuai beli saja di luar," sebutnya. (kontributor tangerang/ridsha vimanda nasution)

Tags:
Potret Toleransi Antarumat BeragamaciputattangselKeluarga Muslim Tinggal di Lingkungan Gerejaposkota.co.id

Administrator

Reporter

Administrator

Editor