PURWAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Perajin keramik Plered Kabupaten Purwakarta masih merasakan dampak pandemi yang berkepanjangan hingga membuat usaha yang ditekuni lesu.
Kelesuan usaha industri berbahan baku tanah liat sudah berlangsung setahun.
Selain memenuhi permintaan pasar lokal, rupanya keramik khas Plered Purwakarta sudah rutin melayani permintaan masyarakat luar negeri.
"Karena pandemi ini, ekspor keramik turun 70 persen," ungkap Eman Sulaeman pelaku usaha keramik Plered Selasa (30/03/2021).
Diakuinya, satu satunya harapan memenuhi pasar dalam negeri yang beberapa bulan lalu sempat naik daun kini merosot lagi.
"Alhamdulillah beberapa bulan lalu usaha sempat bagus lagi saat booming tanaman hias. Banyak warga memesan pot untuk tanaman hias namun sekarang merosot lagi,"ujarnya.
Eman menyebutkan, dampak pandemi menyebabkan ketidakpastian terhadap usahanya . Bahkan setahun terakhir usahanya makin amjlok.
Sekedar diketahui, karya seni di sentra keramik Plered Purwakarta ini biasanya 70 persen untuk pasar ekspor dan 30 persen pasar dalam negeri.
Namun terjangan pandemi menyebabkan usaha ini nyaris gulung tikar. "Ekspor keramik merosot tajam 50 hingga 70 persen," ungkap Eman.
Selain itu, kata dia, pembatasan aktifitas yang dilakukan di dalam dan luar negeri membuat pemasaran tersendat. Bersamaan dengan itu, pasar kini lebih condong ke penjualan online.
"Kita mau masuk di pasar online syaratnya berat," keluhnya.
Lebih lanjut Eman mengungkapkan, untuk pasar ekspor, pameran internasional yang rutin digelar tiap bulan Maret tak kunjung ada sejak dua tahun terakhir.
Imbasnya para produsen luar negeri tidak mengetahui inovasi dan fashion baru keramik Plered.
"Untuk bisa bertahan kita mengandalkan pelanggan lama seperti Belanda dan Polandia. Itu pun dengan kualifikasi keramik yang cukup rumit," jelasnya.(dadan/tri)