JAKARTA - Kandasnya kapal raksasa Ever Given di Terusan Suez, Mesir, medatangkan malapetaka bagi perdagangan dunia.
Tarif pengiriman barang melonjak akibat terblokirnya Terusan Suez yang diperkirakan akan terjadi sampai berminggu-minggu oleh kapal yang terdampar.
Tarif pengiriman melonjak karena penyumbatan Terusan Suez mendatangkan malapetaka dalam perdagangan lintas laut global.
Hal ini karena ke depannya kapal-kapal dari dan ke Asia-Eropa harus mengalihkan rute memutar jauh lewat ujung selatan Afrika, yakni Tanjung Harapan, Afrika Selatan
Akibatnya, menjadikan perjalanan panjang kapal-kapal mengelilingi Afrika sebagai satu-satunya alternatif jangka pendek.
Kapal raksasa Ever Given, sebuah kapal kontainer besar yang memblokir Terusan Suez seperti "paus yang terdampar", mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk dibebaskan, kata perusahaan penyelamat.
Hal itu disampaikan saat para pejabat pelayaran menghentikan semua kapal yang memasuki saluran tersebut pada Kamis (25 Maret) dalam kemunduran baru untuk perdagangan global.
Konon, Ever Given memiliki panjang 400 m, tingginya seperti gedung puluhan tingkat, bisa dilihat dari tumpukan petikemas di kapal itu yang terlihat tinggi.
Kapal itu memblokir transit di kedua arah melalui salah satu saluran pengiriman tersibuk di dunia untuk minyak dan bahan bakar olahan, biji-bijian, dan perdagangan lain yang menghubungkan Asia dan Eropa.
Kamis malam, kapal keruk masih bekerja untuk menghilangkan ribuan ton pasir dari sekitar haluan kapal.
Sementara itu, kapal keruk hisap super adalah alat baru yang digunakan dalam upaya menggulingkan kapal kontainer raksasa yang kandas di jalur air utama pada hari Selasa.
Pemblokiran jalur air menciptakan kerugian lain bagi rantai pasokan global yang sudah tertekan oleh anjloknya perdagangan elektronik yang terkait dengan pandemi.
Sekitar 12 persen perdagangan global melewati kanal yang sangat strategis yang telah diperebutkan oleh kekuatan dunia.
Di sisi lain, pasokan gas alam Rusia melalui pipa dapat memberi Eropa fleksibilitas karena impor LNG dari Timur Tengah dipengaruhi oleh penyumbatan di Terusan Suez, kata perusahaan konsultan Rystad dalam sebuah catatan.
AS juga dapat memperoleh keuntungan karena pengiriman dari terminal ekspor LNG-nya dapat mencapai Eropa lebih cepat daripada kapal yang berlayar mengelilingi Afrika dari Timur Tengah.
"Ini bisa menjadi peluang sempurna bagi produsen AS untuk mengamankan beberapa pesanan pada saat krisis rute transportasi seperti itu," kata Rystad.
Terblokiranya Terusan Suez tersebut sekaligus mengungkap risiko besar yang dihadapi oleh industri perkapalan karena semakin banyak kapal, yang semakin besar, transit di titik-titik choke maritim termasuk Suez, Terusan Panama, dan Selat Hormuz. (win)