Kartawa mengakui, kemitraan dengan masyarakat dalam pengelolaan lahan Perhutani ini merupakan bentuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar yang dilakukannya.
"Istilah orang sundanya mah hutan hejo, masyarakat ngejo (hutan hijau, masyarakat sejahtera)," imbuhnya.
Kartawa menjelaskan, untuk hutan produksi yang menjadi wilayahnya, berada di RPH Ciomas. Di sana banyak ditanami tumbuhan yang menghasilkan bebuahan, seperti tangkil, durian dan sebagainya.
"Sedangkan untuk di Cilegon dan Tangerang, banyak terdapat hutan mangrove," ucapnya.
Fungsi hutan lindung ini guna penghasil karbon. Mangrove lebih tinggi empat kali lipat dari pada hutan pohon tegak, dengan fungsinya sebagai penahan abrasi.
"Selain hutan lindung ini juga merupakan paru-paru dunia," tutupnya. (kontributor banten/luthfillah)