JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kolong Tol Ir. Wiyoto Wiyono di RW 08, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, jadi lahan pembuangan sampah oleh warga.
Akibatnya, gunungan sampah yang sebagian besar sudah melebur dengan tanah menimbulkan bau tak sedap dan tercium hingga ke permukiman warga.
Persoalan sampah di kolong tol tersebut menjadi masalah menahun yang tampaknya sulit ditanggulangi dan keluhkan warga pun hingga kini belum direspon pemerintah setempat.
Ketua RW 08 Kelurahan Papanggo, Ujang Abdul Mutolib mengatakan, dirinya tak bisa terus-terusan melarang warga yang membuang sampah di kolong tol.
"Ya udah berkali-kali menegur. Kami sering marah juga ke warga, tapi sampai kapan nggak selesai-selesai," kata Abdul.
Ia berharap, lahan kolong tol Ir. Wiyoto Wiyono ditutup tembok tinggi agar warga sulit membuang sampah di lokasi tersebut.
Memang di bagian kiri dan kanan sudah ada tembok yang menutup kolong tol. Namun, tembok yang didirikan oleh pihak pengelola jalan tol kurang tinggi sehingga warga masih bisa melempar sampah yang dibungkus kantong kresek.
"Mau saya itu, jalan akses kiri kanan itu ditutup dan ditinggikan. Ya misalnya pagar ditembok bikin dari 5 meter jadi 7 meter. Kalau tembok tinggi, warga susah ngelempar sampahnya," pintanya.
Dari pantauan Poskota di lokasi, Senin (15/3/2021), tampak warga yang tinggal di kolong tol sudah terbiasa dengan gunungan sampah yang berbau busuk di halaman bedengnya.
Beberapa anak, terlihat asyik bermain berlarian di tengah hamparan sampah yang didominasi limbah rumah tangga.
Mereka tak menghiraukan, apa itu jorok, banyak kuman dan penyakit. Di kepala anak-anak tersebut hanya ada kesenangan menikmati masa kecilnya tak peduli di mana tempat yang layak untuk dunia mereka.
Tampak juga warga yang tengah menikmati makan siang di depan bedeng rumahnya. Mereka tampak tetap lahap menyantap makan siangnya meski di depannya hamparan sampah yang berbau tak sedap.
Muri (33) salah satu warga yang tinggal di kolong tol tersebut mengaku, sudah terbiasa dengan keadaan ini. Ia hanya bisa pasrah dengan nasibnya karena tak bisa membangun rumah yang layak di tempat yang bersih.
"Saya mah terima nasib aja, kotor emang kotor cuma ya mau gimana lagi," kata Muri saat ditemui di bedeng rumahnya.
Baca juga: TPS 3R di Sepang Serang Masih Kekurangan Pasokan Sampah Organik
Ia mengatakan, tumpukan sampah tersebut berasal dari limbah rumah tangga yang setiap hari dibuang oleh warga.
"Warga buangnya seplastik-seplastik begitu. Lama lama jadi banyak," jelasnya.
Ia mengungkapkan, beberapa bulan lalu tumpukan sampah tersebut pernah dibersihkan oleh petugas PPSU Kelurahan Papanggo, namun tak lama sampah kembali menggunung.
"Pernah dibersihkan, sekitar ada dua bulan lalu, nggak lama ya kotor lagi," tuturnya. (yono/mia)