Dalam falsafah Jawa juga dikenal istilah “Wani ngalah luhur wekasane “ – artinya berani mengalah akan mendapat kemuliaan pada akhirnya.
Sejumlah referensi menyebutkan istilah “wani ngalah luhur wekasane” merupakan petikan lirik tembang “ Mijil” yang diciptakan Sunan Kudus (Jafar Shodiq). Digunakan sebagai salah satu metoda dalam berdakwah. Konon, Sunan Gunung Jati juga menggunakan metoda tersebut.
Ditafsirkan, mengalah adalah sebuah kemenangan karena mampu menyingkirkan ego pribadi, menunda kepentingan diri sendiri demi mendahulukan kepentingan orang lain. Berani menunda kebahagian diri sendiri demi mendahulukan kebahagiaan orang lain.
Ini mengajarkan kepada kita perlunya pengendalian diri, mengelola ego pribadi, bersabar menghadapi cobaan, rasa syukur karena masih ada kemampuan membahagiakan orang lain. Masih diberi kesempatan untuk membantu orang yang lebih membutuhkan. Ini sejatinya sebuah kemenangan besar.
Itulah sebabnya, kita dianjurkan untuk tidak mencari–cari kesalahan orang lain, tidak pula menyikapinya dengan saling menyalahkan yang dapat berakibat buruk bagi semuanya. Lebih baik mengalah untuk sebuah kemenangan besar. (*)