Oleh: Harmoko
SERING dikatakan, “Yang paling mudah itu menyalahkan orang lain. Dan, yang tersulit adalah mengakui kesalahan diri sendiri.” Mengapa? Jawabnya adalah kesalahan orang lain terletak pada mata kita, sedangkan kesalahan kita sendiri terletak di punggung kita.
Tetapi jangan karena mudah melihat kesalahan orang lain, lantas sibuk mencari-cari kesalahan orang lain, sementara lupa kepada kesalahan diri sendiri. Ini kesalahan besar.
Perilaku semacam ini tak sesuai dengan etika, tak juga selaras dengan norma dan budaya bangsa kita yang mengajarkan tata krama, dan sopan santun. Juga untuk saling menghargai satu sama lain, bukan menyalahkan satu sama lain.
Karenanya, wajar jika kita senantiasa diminta introspeksi diri atas kesalahan yang terjadi, bukan malah menguak kesalahan orang lain demi menutupi keburukan sendiri. Jangan kemudian bertindak seperti kata pepatah “Buruk muka cermin dibelah.”
Karena kesalahan yang diperbuatnya, orang lain yang dipersalahkan. Keadaan menjadi buruk karena perbuatannya, tetapi untuk menutupinya, orang lain yang dipersalahkan. Tak ubahnya kebijakan itu sendiri yang salah, tetapi pihak lain yang disalahkan. Dipersepsikan: Karena pihak lain, maka kebijakan menjadi salah, tidak tepat sasaran.
Ini bentuk pengingkaran terhadap keadaan yang menimpa dirinya. Padahal kita tahu, sedalam apa pun keburukan disembunyikan, saatnya akan terkuak. Sebaliknya sejauh apa pun kebenaran disingkirkan, suatu saat akan terungkap.
Kita meyakini, “Kesalahan tidak akan menjadi kebenaran walau berulang kali diumumkan. Sebaliknya, kebenaran tidak akan jadi kesalahan walau tidak seorang pun mengetahuinya,” Seperti dikatakan guru bangsa India Mahatma Gandhi.
Makna yang dapat kita petik adalah sekalipun kita dipersalahkan, terus dicari-cari kesalahan oleh orang lain, sikapilah secara bijak.
Terimalah dengan lapang dada, jika dipersalahkan orang lain.Dengan sering dipersalahkan dan dicari–cari kesalahan, membuat kita makin berhati–hati dalam berbuat. Menjadikan kita makin kuat menghadapi cercaan dan hinaan.
Kita sering mendengar dalam percakapan sehari-hari “sing ngalah berkah” (yang mengalah akan mendapatkan berkah).