Anton Medan Semasa Hidup, Dikenang Keluarga dan Organisasi Sebagai Sosok yang Keras Namun Berjiwa Sosial Tinggi

Senin 15 Mar 2021, 20:21 WIB
Jenasah didoakan depan para keluarga di rumah duka (angga)

Jenasah didoakan depan para keluarga di rumah duka (angga)

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Tan Hok Liang atau dikenal Anton Medan atau H. Ramdhan Effendy meninggal dunia, Senin (15/3/2021) siang.

Kepergian sosok Anton Medan meninggalkan secercah kenangan mendalam bagi keluarga, serta orang terdekat termasuk para pengurus PITI.

Sebagai mantan narapidana sampai akhir hayatnya meninggal di usia di 64 tahun masih berbuat kebaikan bagi para napi di lapas.

"Beliau semasa hidup senang berbuat kebaikan. Terutama kerap membantu para narapidana di lapas seluruh indonesia dalam pemberian pembekalan rohani untuk dapat berubah menjadi orang yang lebih baik setelah bebas nanti," ujar Syamsul Bahri Radjam,46, menantu dari anak kedua almarhum istri Siti Novianti Ramdan Putri kepada poskota di lokasi pondok pesantren At - Taibin, Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten  Bogor, Senin (15/3/2021) malam.

Pendiri Pondok Pesantren At - Taibin ini meninggalkan istri Erisa Apsari,39, dan tujuh anak ini meninggal dunia karena sakit gula.

"Beliau meninggal sekitar pukul 15.05 WIB, karena sakit gula yang diidapnya selama bertahun-tahun. Meski sempat membaik setelah sebelumnya di rawat di RS EMC Sentul pada Desember 2019 lalu,  tiba-tiba kondisi menurin masuk pandemi Covid-19,"katanya.

Sebelum meninggal, lanjut Syamsul sempat mengalami badan panas lalu tidak sadarkan diri  pada pukul 10.00 WIB.

"Sudah tidak sadarkan diri keluarga membawa ke RSUD Cibinong untuk memastikan bahwa oleh tim dokter memeriksa detak jantung dan nadih sudah tidak ada," tambahnya.

Setelah dinyatakan meninggal dunia oleh dokter, lanjut Rachmat, langsung membawa jenasah ke rumah duka.

"Beliau akan dimakamkan pada besok Senin (15/3/2021). Di solatkan di masjid Tang Ko Liong dalam pondok serta kuburan berada dekat masjid yang sudah disiapkan khusus oleh beliau dari 15 tahun yang lalu," tambahnya.

Baca juga: Innalillahi, Mantan Preman Anton Medan Meninggal Dunia

Semasa hidup Anton Medan dikenal tidak hanya dalam lingkungan keluarga namun di dalam organisasi sebagai sosok yang tegas namun berjiwa sosial tinggi.

"Nasihat beliau hidup harus lebih baik. Serta supaya diingat manusia nanti akan mati meninggalkan dunia,"tambahnya.

Semasa hidup sampai akhirnya mengidap penyakit gula, Anton Medan juga kerap memotivasi orang supaya mau menjadi lebih baik.

"Beliau ini dalam sebelum sebanyak empat kali berkunjung ke Lapas-lapas di seluruh Indonesi khusus memberikan pencerahan rohani kepada para napi memotivasi hal yang baik," tuturnya.

Berdiri Pondok Pesantren

Pondok pesantren At- Taibin mulai dibangun mulai 2002 oleh Anton Medan tanpa bantuan orang lain murni dari hasil usaha peternakan dan percetakan yang dimilikinya.

"Meski ada beberapa orang yang ingin membantu bahan material ditolak sama beliau. Maksudnya beliau ini ingim berusaha dengan berkorban terlebih dahulu," lugasnya.

Karena Anton Medan ini adalah sosok orang yang sangat memegang prinsip kuat, anak-anaknya kerap diceramahi dalam menjalani kehidupan jangan takut untuk tidak populer.

"Ketik engkau melihat jalan kebenaran, jalan baik banyak. Kenangan beliau sesaat masih hidup ke keluarga," ucapnya.

Terpisah Wakil Ketum PITI Haji ArTa Dharmadi menambahkan selain beliau dikenal sebagai ketum DPP PITI sebagai sosok yang keras namun juga berjiwa seni.

"Beliau ini pecinta tanaman, ikan, burung, di rumah banyak peliharaannya," ujarnya Arta kepada Poskota.

Beliau membangun pondok mulai dari usia 20 tahun berawal dengan mengubah perternakan seluas 7.000 meter.

"Sebelum pandemi beliau rutin datang ke Lapas seluruh Indonesia dalam memberikan motivasi. Dan juga para napi bisa menimba ilmu di yayasan PITi," ungkapnya.

Arta menyebutkan keaktifan Anton dalam Ketum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITi) sudah menjabat dua priode.

"Masa akhir jabatan beliau habis sampai Tahun 2023. Kita semua merasa kehilangan sosok almarhum yang begitu menginspiratif dan penyemangat bagi seluruh anggota termasuk para napi," tutupnya. (angga/mia)

Berita Terkait
News Update