Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (foto tangkapan layar).

Politik

SBY Sebut Moeldoko Berdarah Dingin Mendongkel dan Merebut Ketum Demokrat, Perebutan Jauh dari Sikap Ksatria

Sabtu 06 Mar 2021, 02:25 WIB

JAKARTA -  Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan tanggapan setelah terjadinya Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demorkat di Sibolangit,  Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut), yang puncaknya menobatkan KSP Moeldoko sebagai Ketua Umum PD.

SBY menyebut kegiatan itu sebagai KLB Partai Demokrat abal-abal, KLB yang tidak sah dan tidak legal. SBY juga menyebut Moeldoko berdarah dingin. 

“KLB tersebut telah menobatkan KSP Moeldoko, seorang pejabat pemerintahan aktif berada di lingkar dalam lembaga kepresidenan, bukan kader Partai Demokrat alias pihak eksternal partai menjadi ketua umum Partai Demokrat,” ujar SBY dalam pidatonya disiarkan di chanel Youtube miliknya.

Baca juga: AHY: KLB Sibolangit Ilegal dan Inkonstitusional, Faktanya Seluruh Ketua DPD Partai Demokrat Tidak Ikut

“Mendongkel dan merebutnya dari ketua umum Partai Demokrat yang sah, yang satu tahun yang lalu telah diresmikan oleh negara dan pemerintah,” katanya.

SBY menyebut gelaran KLB itu sebagai kegiatan illegal sebagai kudeta terhadap Ketum Partai Demokrat AHY.

“Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap ksatria, dan nilai-nilai moral, dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit,” katanya.

Baca juga: Demokrat: Kemenkumham Harus Tolak Hasil KLB Sibolangit yang Menetapkan KSP Moeldoko Jadi Ketum

SBY pun mengaku dan merasa malu atas ulah Moeldoko yang dianggapnya tidak terpuji itu, sambil berucap telah beberapa kali memberinya jabatan penting.

“Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya memohon ampun kehadirat Allah SWT, Tuhan yang maha kuasa atas kesalahan saya itu,” kata SBY. (win)
 

Tags:
SBY Sebut Moeldoko Berdarah DinginMendongkel dan Merebut Ketum DemokratPerebutan Jauh dari Sikap Ksatria

Reporter

Administrator

Editor