KRAMAT JATI, POSKOTA.CO.ID - Naiknya harga daging sapi sejak awal tahun 2021 kemarin, hingga kini tak juga menunjukan adanya penurunan. Akibatnya, para pedagang di pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, mengalami penurunan omset penjualan akibat semakin sedikitnya pembeli.
Hal inilah yang dirasakan Nana, 37, salah satu pedagang yang mengaku pembeli semakin sedikit setelah harga daging tak pernah turun. Pasalnya, saat ini harga daging sapi saat ini masih mencapai Rp120 ribu perkilogram.
"Sebelumnya perkilogtam Rp110 perkilogram, cuma harga segitu saja sudah termasuk tinggi. Kalau naiknya karena apa saya juga enggak tahu pasti, katanya dari peternak sudah mahal," katanya, Jumat (5/2).
Akibat mahalnya harga daging, kata Nana, hal itu membuat banyak pembeli mengurangi jumlah belanja mereka. Dimana biasanya mereka membeli satu kilogram, kini saat membeli hanya setengahnya atau 500 gram saja.
"Makanya sekarang kalau ada yang beli banyak kita langsung seneng banget, karena biasanya yang beli sedikit-sedikit saja," ujarnya.
Dengan semakin mahalnya harga dan sepinya pembeli, Nana pun akhirnya mengurangi stok dagangannya.
Pasalnya, ia ikut mengurangi jumlah belanja mereka dari rumah potong hewan (RPH) tempat mendapat pasokan daging.
"Omzet jualan juga turun, jadi bukan berarti harga naik terus pedagang untung. Walaupun stok daging ada tapi kalau enggak ada yang beli dapat untung darimana? Semua serba sulit," ujarnya.
Baca juga: Harga Cabai di Pasar Slipi Terus Melambung Tinggi, Pedagang Terpaksa Mengurangi Jumlah Penjualan
Sementara itu, Wahyuningsih, pembeli mengatakan, mahalnya harga daging sapi dinilainya akan kembali naik lagi.
Terlebih, saat ini sudah mendekati bulan Ramadan sehingga kenaikan pasti terjadi lagi.
"Makanya pemerintah harus segera mengambil tindakan agar harga daging turun. Karena sampai saat ini semua harga kebutuhan pokok sangat tinggi dan mencekik," ungkapnya. (ifand/mia)