LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah pedagang di Pasar Tradisional mengeluhkan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Lebak, Banten.
Pasalnya, pada masa PSBB ini pembeli berbelanja di pasar Rangkasbitung menjadi sepi dan omzet pun diperkirakan menurun hingga 70 persen.
Hasan, pemilik kios perabot rumah tangga mengaku, selama masa PSBB ini toko miliknya menjadi sepi. Omzet pun diperkirakan menurun drastis dibandingkan hari-hari sebelumnya.
"Sekarang jadi sepi, jarang ada yang pergi ke pasar," kata Hasan, Minggu (28/2/2021).
Baca juga: Harga Cabai di Lebak Tembus Rp100 Ribu per Kg, Pedagang Sebut Akibat Cuaca Ekstrem
Hasan mengatakan, sebelum adanya pemberlakuan PSBB dan pandemi Covid-19 ini, dirinya bisa mendapatkan omzet dari hasil penjualan peralatan rumah tangga Rp2 juta - Rp3 juta per hari.
"Sekarang boro-boro bisa ada yang kejual juga udah alhamdulillah," kata Hasan.
Hal serupa dirasakan oleh Maman, pemilik toko baju di Pasar Rangkasbitung. Ia menuturkan, selama masa PSBB ini pembeli menghampiri tokonya bisa dihitung dengan jari.
"Paling ramai itu 1 sampai 8 orang per harinya. Itu juga belum tentu beli. Untuk itu sekarang saya lebih giat pasarkan produk di online," kata Maman.
Baca juga: Jelang Ramadan, Penjualan Busana Muslim di Pasar Tanah Abang, Sepi Pembeli
Ia mengatakan, akibat sepinya pembeli, sudah banyak toko-toko lainnya di pasar Rangkasbitung terpaksa gulung tikar.
"Omzet nyungsep, banyak toko yang merugi, jadinya lebih memilih tutup hingga semua kembali dengan normal, " katanya.
Dirinya berharap, pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang mana selain bertujuan untuk menekan penyebaran Covid-19, juga harus memerhatikan ekonomi masyarakat kecil.
"Kami harap pandemi ini juga cepat selesai dan semua dapat kembali dengan normal," harapnya. (yusuf permana/kontributor/ys)