Cara Efektif Cegah Klaster Keluarga

Jumat 19 Feb 2021, 06:30 WIB

KITA sering diminta agar sedapat mungkin membatasi mobilitas. Membatasi berarti mengurangi aktivitas yang tidak perlu, tidak mendesak, bisa ditunda untuk lain kesempatan.

Kita tentu berpikir aktivitas seperti apa yang bisa ditunda atau ditiadakan.

Jika merujuk kepada upaya pencegahan Covid-19, sebenarnya cukup banyak aktivitas bisa ditiadakan, meski sebelumnya rutin digelar.

Baca juga: Tetaplah Waspada, Kenali Gejala Awal Virus Corona

Sebut saja arisan mingguan, bulanan atau triwulanan. Apa itu arisan keluarga atau kelompok RT/ RW atau komunitas lain.

Acara reuni yang beberapa tahun belakangan ini sangat ngetrend.

Acara kunjungan keluarga, liburan semester, akhir tahun atau hari-hari besar.

Baca juga: Jawaban Ngasal, Asal Ngejeplak

Tak berlebihan sekiranya berulangkali diingatkan untuk tidak berlibur keluar kota saat long weekend.

Sudah terbukti beberapa kali long weekend memicu kenaikan kasus positif Covid  yang cukup signifikan.

Sebut saja saat liburan Nataru yang baru lalu.

Mengapa kasus meningkat usai liburan panjang? Jawabnya pada saat long weekend mobilitas penduduk meningkat disertai pergerakan masyarakat yang semakin masif.

Baca juga: Mau Nyawer, Joget, Sabar Dulu Bung!

Ini terjadi akibat banyaknya keluarga berlibur ke luar kota. Selain mengunjungi keluarga, tak sedikit yang rekreasi.

Terjadilah interaksi di tengah kerumunan keluarga, lingkungan masyarakat, tempat- tempat wisata, rest area, terminal, stasiun dan tempat-tempat umum lainnya.

Interaksi di kerumunan inilah yang berpotensi terjadinya penularan, apalagi jika abai terhadap protokol kesehatan (prokes).

Mengapa jumlah yang terinfeksi  menjadi bertambah? Ini tidak lain satu anggota yang terpapar akan menularkan kepada anggota keluarga lain yang masih dalam satu perjalanan (satu mobil).

Tak heran jika sering muncul klaster keluarga usai liburan panjang.

Baca juga: Berharap Tiada Klaster Lagi dengan Jurus Batasi Interaksi

Cara efektif mencegah klaster keluarga, selain membatasi mobilitas, juga mengurangi interaksi  dengan banyak orang di tempat yang berpotensi terjadinya penularan seperti restoran, kafe, pasar, dan ruang- ruang tertutup atau tempat kerumunan.

Prokes ketat tak hanya memakai masker, menjaga jarak, menghinfari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun, juga membatasi mobilitas dan interaksi. (jokles)

Berita Terkait

Berani-beraninya Kau Narkoba?

Minggu 21 Feb 2021, 09:45 WIB
undefined

Kaya Dadakan, Mendadak Kaya

Senin 22 Feb 2021, 09:45 WIB
undefined

News Update