JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kebijakan Low Emission Zone (LEZ) atau Zona Rendah Emisi di Kota Tua, Jakarta diapresiasi. Warganet berharap provinsi lain di Indonesia bisa meniru kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dalam menyediakan kawasan khusus pejalan kaki.
Diketahui, LEZ diberlakukan sejak 8 Februari 2021. Hasilnya, kualitas udara di kawasan Kota Tua kini membaik. Sebelum ada kebijakan LEZ kandungan Sulfur Dioksida (SO2) paling banyak.
Ketua Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia, Agung Nugroho menyatakan, kawasan pejalan kaki yang diciptakan Anies bisa berdampak positif bagi warga. Pola hidup warga ibukota akan berubah dari kendaraan bermotor menjadi jalan kaki.
"Di era pandemi inikan kita butuh stamina dan udara segar. Untuk itu LEZ sebaiknya diperluas bukan hanya di Kota Tua saja," tegas Agung kepada wartawan, Kamis (18/2/2021).
Baca juga: Berlakukan Zona Rendah Emisi, Kendaraan Pribadi Dilarang Melintas Kota Tua
Agung yakin para pengkritik LEZ nantinya baru sadar kalau kawasan pejalan kaki seperti di Kota Tua dan Cikini akan mampu menekan polusi udara di ibukota.
Seperti diberitakan, Kandungan Sulfur Dioksida (SO2) biasanya paling banyak ditemui di kawasan Kota Tua sebelum diterapkannya kebijakan LEZ. Namun, berdasarkan hasil pengukuran, kadar SO2 dapat ditekan setelah diterapkannya kebijakan yang membatasi lalu lalang kendaraan bermotor itu.
"SO2 itu yang diproduksi oleh kendaraan berbahan bakar solar. Tanggal 6 (Februari) itu berjumlah 58, tanggal 7 (Februari) 53, nah di tanggal 8 (Februari) berkurang jadi 49," ujar Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan dan Kebersihan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Kamin.
Baca juga: Dukung Revitalisasi Kota Tua, Wagub Ariza Patria: Jakarta Bakal jadi Pariwisata Kelas Dunia
Kadar debu yang ada di Kota Tua juga berkurang. "Indeks PM 2,5 itu mengukur debu-debu yang sangat kecil, nggak kelihatan. Pada tanggal 6 jumlahnya 28, pada tanggal 7 jumlahnya 22, tapi tanggal 8 jadi berkurang ke 18," jelasnya.
LEZ Tekan Polusi
Di Twitter, akun milik Dubes Denmark, Lars Bo Larsen yakni @DubesDenmark mengapresasi langkah Anies dalam melakukan kawasan rendah emisi (LEZ).
"Saat Jakarta memperkenalkan Kawasan Rendah Emisi (LEZ) skala kecil di Kota Tua, berikut beberapa pelajaran dari Kopenhagen sebagai ibu kota pertama di dunia yang memperkenalkan Kawasan Pejalan Kaki Rendah Emisi," tulis Lars Bo Larsen dikutip pada 18 Februari 2021.
Dalam video yang diunggah Lars Bo Larsen, dirinya menyatakan, Jakarta telah menerapkan kawasan khusus pejalan kaki di area Kota Tua.
"Menyambut baik inisiatif ini saya berbagi cerita pertama kali kawasan serupa dibangun di Kota Copanhagen (Denmark-red). Karena Copanhagen merupakan ibukota pertama di dunia yang membangun jalur khusus pejalan kaki. Ide kawasan pejalan kaki saat itu dianggap kontroversial," tegasnya.
Baca juga: Selama PSBB Transisi, Jalan Jakarta Diutamakan Bagi Pesepeda dan Pejalan Kaki
Bahkan kata dia, arsitek perancangnya harus mendapat pengawalan khusus dari polisi saat jalur pejalan kaki resmi dibuka. Seperti yang baru saja dilakukan di Kota Tua. Tapi sekarang 9 dari 10 warga Copenhagen justru ingin area pejalan kaki diperbanyak mengapa? Perubahan persepsi menurut saya terjadi dalam beberapa tahap," tegasnya.
Fase pertama adalah pemilik toko di aera tersebut melihat bahwa adanya jalur pejalan kaki. "Ternyata membuat area tersebut ramai dikunjungi oleh konsumen. Fase kedua, terjadi saat para ahli mulai melihat perubahan perilaku masyarakat Copenhagen saat itu. Mereka jadi lebih banyak jalan kaki dan bersepeda saat bepergian. Hal Inilah yang di kemudian hari menjadi tradisi bersepeda yang dikenal dengan istilah 'Viking Adventure'," bebernya.
Fase ketiga lanjut Lars Bo Larsen, yang juga dialami di Jakarta adalah tantangan perubahan iklim global yang dihadapi. "Kawasan seperti ini akan menurunkan tingkat emisi karbon. Sehingga masyarakat dapat ikut berkontribusi dalam memecahkan masalah iklim global dunia. Dan saat ini kita berada pada fase keempat yang berkaitan dengan kesehatan," terangnya.
Baca juga: Kawasan Wisata Kota Tua akanTerapkan Protokol Kesehatan Covid-19 Saat New Normal
"Karena jalan kaki dan bersepeda membuat tubuh sehat dan membuat ibukota tempat yang lebih sehat bagi semua. Sehingga dengan warga sehat tentunya jumlah pasien di rumah sakit juga akan menurun. Saya sangat mendukung pembangunan kawasan pejalan kaki di area Kota Tua. Saya harap setelah pandemi berakhir kawasan ini akan menjadi inspirasi gaya hidup baru lebih baik Jakarta," tambah Lars Bo Larsen.
Saat Jakarta memperkenalkan Kawasan Rendah Emisi (LEZ) skala kecil di Kota Tua, berikut beberapa pelajaran dari Kopenhagen sebagai ibu kota pertama di dunia yang memperkenalkan Kawasan Pejalan Kaki Rendah Emisi. @aniesbaswedan @DKIJakarta @TfJakarta @trotoarian pic.twitter.com/bkMUOlqtPn
— Lars Bo Larsen (@DubesDenmark) February 17, 2021
Ucapan Lars Bo Larsen disambut warganet. Akun @SahidSurapradja berharap ada LEZ di Bandung, Jawa Barat. "Copenhagen kemudian Jakarta, kapan Bandung mau mengikutinya".
@pianRitonga: Mudah2an Medan bisa seperti ini, paling tidak dimulai dikawasan titik 0 Medan, Lap. merdeka dan sekitarnya.. singkirkan pohon besi (tiang telepon) Yg sdh seperti rumpun.
@Recehanrezim: Orang sonoh aj seneng masa gw orang Jakarta kaga seneng si, kan gw masih normal. berpikirnya wajah menyeringai dengan mata tersenyum.
@t_tafsiri: Ayo propinsi lain ditiru tuh...
@Karinanandaa: Sebuah inovasi yg oke banget! Pengen banget bisa jalan kaki dg aman dan nyaman ke mana2. (bu/ys)