Kejar Pertumbuhan Ekonomi, Fokus di Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi

Rabu 17 Feb 2021, 10:53 WIB
Dialog Produktif bertajuk Daya Ungkit Ekonomi Bangkit dalam webinar. (ist)

Dialog Produktif bertajuk Daya Ungkit Ekonomi Bangkit dalam webinar. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID –  Upaya memulihkan perekonomian nasional yang terdampak oleh pandemi Covid-19 di 2020 terus diupayakan.

Selain melalui program-program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah melihat perlu mendorong konsumsi masyarakat agar sektor industri nasional terus bergerak sehingga lapangan pekerjaan pun tercipta kembali.

Sekretaris Menteri Koordinator Perekonomian,  Susiwijono Moegiarso menyampaikan, dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga masih yang menjadi tertinggi dengan menyumbang 57,6% Produk Domestik Bruto (PDB), kedua adalah PMTB (investasi) 31,6%.

Baca juga: Sri Mulyani Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2021 Tembus 5 Persen

"Artinya memang kalau mengejar pertumbuhan ekonomi fokus di konsumsi rumah tangga dan investasi," katanya  dalam acara Dialog Produktif bertajuk Daya Ungkit Ekonomi Bangkit, yang diselenggarakan oleh KPCPEN dan tayang di FMB9ID_IKP, Selasa (16/2/2020).

Menurutnya, yang diandalkan menjadi key driver bagi pertumbuhan ekonomi 2021 adalah dengan  mendorong konsumsi rumah tangga.

"Bagaimana kita meningkatkan daya beli bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah dengan menggulirkan program-program jaringan keamanan sosial,” jelas Susiwijono.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi 2020 Minus 2,07 Persen, Indef: Realisasi Serapan Kurang Efektif

Selain itu juga membangun kepercayaan diri masyarakat ekonomi menengah ke atas untuk kembali berbelanja. “Tahun 2021 juga momentum untuk mendorong investasi," tegas Susiwijono.

Beberapa indikator ekonomi makro Indonesia menunjukkan beberapa sinyal positif. Hampir semua komoditi mengalami perbaikan, beberapa industri sudah mulai bergerak, impor bahan baku dan barang modal memasuki kuartal IV 2020 trennya mulai meningkat tinggi. 

"Sehingga kami berharap ini menjadi indikasi sektor riil kita mulai bergerak. Beberapa komoditas terutama minyak kelapa sawit dan beberapa produk tambang di pasar internasional harganya cukup bagus, sehingga ekspor kita cukup kuat. Apabila disimpulkan, di 2021 pemerintah sangat optimis perekonomian akan pulih," beber Susiwijono.

Berita Terkait

News Update