LEBAK, POSKOTA.CO.ID – Pandemi Virus Covid-19 berkepanjangan sejak pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada Januari 2020 lalu berdampak pada sektor ekonomi masyarakat.
Di Kabupaten Lebak sendiri, Pandemi Covid-19 tersebut telah menyebabkan sebanyak 50 pedagang yang berjualan di kios atau lapak di Pasar Rangkasbitung terpaksa gulung tikar atau bangkrut.
Mereka bangkrut karena sepinya pembeli selama masa Pandemi Covid-19 ini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kabis Perdagangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Dedi Setiawan.
Baca juga: Pengunjung Taman Margasatwa Ragunan Menurun Drastis Akibat Dihantam Pandemi Covid-19
Katanya, faktor kurangnya modal dan sepinya pembeli, disebut-sebut sebagai faktor utama puluhan lapak tersebut gulung tikar.
"Sejak bulan Januari kemarin, banyak pedagang yang gulung tikar selama masa Pandemi Covid-19 ini. Mereka gulung tikar mungkin karena kurangnya modal dan sepinya pembeli," kata Dedi kepada Pos Kota, Jum'at (05/02/2021).
Lebih jauh, Ia menyebut, para pedagang yang gulung tikar tersebut tersebar di 6 blok yang berada di pasar Rangkasbitung.
Dari ke 6 blok tersebut, dampak paling parah dirasakan oleh para pedagang di Blok E dan F. Dimana, minat beli di dua blok tersebut sangat rendah, sehingga banyak pedagang yang terpaksa gulung tikar.
Baca juga: Imlek di Tengah Pandemi, Menag Imbau Rayakan secara Virtual dan Sederhana
"Blok E itu kan blok basah, yang artian blok yang menjual ikan-ikan basar, serta ikan asin. Sementara blok F lapak kering yang terdiri dari lapak baju dan sepatu. Dikedua blok itu yang paling banyak gulung tikar," katanya.