Garin Nugroho. (ig : @garin_film)

Selebritis

Garin Nugroho: Gegara Covid-19, Produksi Film di Indonesia Terhambat Hingga 40 Persen

Rabu 03 Feb 2021, 11:22 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID –  Sutradara sekaligus produser film, Garin Nugroho merasakan dampak pandemi Covid-19 begitu besar sehingga sangat mempengaruhi industri perfilman di Tanah Air.

"Proses produksi film mengalami hambatan hingga 40 persen karena harus protokoler Covid-19, PSBB sesuai aturan, izin, dan sebagainya," tutur Garin Nugroho dalam Webinar 'Indonesia Bangga OTT Apps Dalam Negeri', Selasa (02/02/2021) malam.

Sutradara 'Kucumbu Tubuh Indahku' ini mengatakan ditutupnya bioskop sejak Maret 2020 membuat sejumlah film yang siap tayang banting setir ke platform digital atau OTT.

Bahkan sejumlah OTT menayangkan webseries atau serial baru yang dibintangi artis papan atas.

Baca juga: Wuih, "Pulung Gantung di Gunung Kidul" bakal Diangkat jadi Film dan Diputar di Eropa

Garin menilai maraknya webseries karena permintaan pasar meninggi. Di sisi lain, sumber daya manusia yang mengerjakannya belum 100 persen siap.

"Kultur bikin seri dalam penulisan skenario, sistem industri, belum memadai untuk mengisi konten OTT lokal Indonesia. Jika tak segera ditangani industri perfilman akan terus terpuruk," papar Garin Nugroho.

Menurutnya, karya-karyayang tidak cukup dihargai meski dikonsumsi begitu banyak dan mengalami kejenuhan di pasar yang luar biasa.

Dikhawatirkan, tingginya kebutuhan mengisi konten membuat cara produksi serial kurang profesional karena mengejar waktu dan menekan biaya.

Baca juga: Aktor Kang Ha Neul Ditawari Peran Sebagai Youtuber di Film Layar Lebar

Garin Nugroho mengandaikan kualitas konten OTT bagai sistem berkebun. Selain menghasilkan banyak tanaman sehat, tanahnya pun mestinya tidak cepat kering akibat kebanyakan pupuk.

Fenomena lain yang menyita perhatian publik, perang harga langganan antar OTT.

Kali pertama menyapa Indonesia, Disney+ Hotstar misalnya, pasang harga Rp299 ribu rupiah per 12 bulan.

Chief Content Officer Vidio, Tina Arwin, menyatakan pihaknya mencoba tidak masuk ke perang harga.

Baca juga: Denny Sumargo Terharu Film yang Pernah Dibintanginya Kembali Tayang

"Sekali kita bekerja sama dengan telko, bukannya bagaimana. Mereka tetap partner terbesar, partner utama setiap platform OTT. Tanpa telko kita tidak bisa memasuki pasar ini karena mereka basis terbesar untuk koneksi internet kita," terangnya.

Sementara ini, kata Tina, Vidio masih di 29 ribu rupiah per bulan. Vidio menawarkan plaket platinum, yang memungkinkan pelanggan bisa menonton olahraga, original series, film, dan lain-lain.

Di sisi lain, pada 2021, baru ada dua film Indonesia yang tayang di bioskop.

Film Menyeberang ke OTT

Diprediksi, makin banyak film lokal yang menyeberang ke OTT. Terkait fenomena ini, Tina menyatakan pihaknya suportif dan ingin ada film lokal yang tayang premier di Vidio.

Baca juga: Bintang Sinetron dan Film, Chelsea Islan Peduli Lingkungan Hidup

"Kami ingin jadi platform yang suportif. Di Emtek kami punya produser, ada Screenplay, Sinemart, dan lain-lain. Setiap pembelian film saya harus menjustifikasi apa film ini cocok dengan penonton Vidio. Persaingan OTT ketat namun kembali lagi ke kualitas filmnya," pungkasnya.

Selain Garin Nugroho dan Tina, webinar ini menampilkan narasumber lain yakni Ilhamka Nizam (Vice President of Stro), Marcomm of Okeflix, Emha Al Bana, dan Kepala Pokja Media Baru dan Arsip Film dan Musik, Tubagus Andre. (mia/tri)

Tags:
Garin NugrohoGegara Covid-19Produksi Film di IndonesiaTerhambat Hingga 40 Persen

Reporter

Administrator

Editor