"Cucu saya yang usianya 16 tahun memang habis dari belakang mengambil pakaian. Kakinya kena genteng dan sempat berdarah-darah, tapi alhamdulilah enggak kena kepalanya," sebutnya.
Juju menuturkan, longsor itu terjadi karena sungai Cidurian meluap. Hal itu yang kemudian membuat tanah di belakang rumahnya itu ambles.
"Malam itu saya sama cucu mengungsi di tetangga. Samping rumah saya juga terkena, dia juga mengungsi. Tapi kalau saya sekarang nempatin lagi," ungkapnya.
Baca juga: Air Sungai Cidurian Meluap, 2 Rumah Milik Nenek Juju dan Kakek Sukatma Tergerus Tanah Longsor
Meskipun begitu, Juju juga masih khawatir longsor susulan terjadi lagi meluluhlantahkan rumahnya. Namun ia tetap memilih bertahan karena tidak punya tempat tinggal lain.
"Khawatir saya roboh lagi bagian ruang tamu. Saya sekarang tidurnya di ruang tamu. Kalau mau mengungsi bingung mau kemana," paparnya.
Dia berharap pemerintah setempat bisa membenahi rumahnya agar kokoh. Selain itu, sungai Cidurian diharapkan bisa diberikan tanggul.
Pantauan Poskota di lokasi, sungai Cidurian tidak memiliki tanggul untuk menahan air. Lokasi longsor itu juga dipenuhi banyak pohon bambu.
Sedikitnya, ada tiga rumah yang terdampak longsor tersebut. Namun, dari jumlah itu, hanya dua rumah mengalami rusak parah.
"Bantuan ada sembako doang, kayak beras, mie instans, gula dan lainnya. Saya mah berharap rumah saya dibuat kokoh agar enggak longsor lagi," tandasnya. (ridha/kontributor/tha)