Penularan Virus Corona. (Ist)

Opini

Pengaruh Individu Terpapar Covid-19 Terhadap Stigma dari Masyarakat

Kamis 28 Jan 2021, 13:26 WIB

PADA awal 2020 dunia dikejutkan dengan munculnya penyakit yang disebabkan oleh virus varian baru. Virus tersebut ramai diberitakan muncul dari suatu Pasar Grosir Makanan Laut Huanan yang ada di Kota Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei, Cina Tengah.

Pada awal kemunculannya, virus tersebut dikenal dengan sebutan 2019 novel coronavirus atau disingkat 2019-nCoV.

Untuk nama penyakitnya digunakan istilah COVID-19 yang diresmikan oleh WHO pada tanggal 11 Februari 2020. COVID-19 atau “the COVID-19 virus” merupakan singkatan dari Coronavirus Disease 2019.

Dalam Pasal 157 ayat 3 membahas mengenai Penyakit Menular. COVID-19 adalah penyakit menular yang mirip dengan influenza yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).

Sebagai penyakit baru yang cepat menular, COVID-19 belum ada obatnya, disertai dengan membanjirnya informasi melalui media sosial, yang tidak semuanya bisa dipercaya, telah menimbulkan suatu stigma bagi orang-orang yang terpapar COVID-19.

Teknologi Informasi (TI) menjadi salah satu aspek globalisasi di bidang teknologi terkini. Dengan TI, penyampaian data dan pengolahan informasi menjadi sangat cepat, akurat, dan dapat menjangkau seluruh pelosok negara.

Media sosial berbasiskan internet memungkinkan orang berkomunikasi tanpa batas waktu dan ruang. Berita terkait COVID-19 telah merajai trending sepanjang hari terutama semenjak status pandemi global disandang COVID-19. Dari media online dan elektronik beredar informasi terkait penolakan warga terhadap pemakaman jenazah penderita COVID-19.

Bahkan tidak hanya pasien/penderita dan keluarga saja yang mendapatkan stigma, namun tenaga perawat yang merawat pasien COVID-19 juga mendapatkan stigma dari masyarakat.

Bahkan ada sejumlah perawat yang sampai diintimidasi, diusir dari kontrakan karena khawatir akan membawa virus penyebab COVID-19. Penderita COVID-19 bukanlah orang melakukan perbuatan aib, sehingga tidak perlu dikucilkan apalagi dijauhi.

LITERASI KESEHATAN

Stigma negatif kepada para penderita positif COVID-19 haruslah dianulir dengan literasi kesehatan yang optimal dari berbagai pihak. Dukungan semua pihak agar penderita COVID-19 bisa semangat untuk sembuh sangatlah diharapkan.

Peranan pemerintah, praktisi kesehatan, dan tokoh masyarakat dalam memberikan edukasi terkait COVID-19 akan sangat membantu agar masyarakat tidak melekatkan stigma negatif kepada orang terkait COVID-19.

Dalam UU PERMENKES No.82 tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular untuk menghindri covid ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain memperhatikan pola hidup sehat dll.

Walaupun tidak termasuk ke penderita COVID-19, namun harus tetap memperhatikan pola hidup sehat (konsumsi vitamin C & E), menjaga kebersihan, cuci tangan pakai sabun, menggunakan masker kain jika perlu, menjaga imunitas tubuh, berjemur setiap hari, menjaga social distancing/physical distancing, memperhatikan anjuran WHO, pemerintah, kemenkes, dan sebagainya. (Rahma Awliahasanah, Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu/tha)

Tags:
pengaruh-individu-terpapar-covid-19Terpapar Covid -19stigmamasyarakatcovid-19stigma-masyarakat

Reporter

Administrator

Editor