Pengamat Kebijakan Publik Minta Pemerintah Bantu Pengusaha Warteg Agar Tak Gulung Tikar

Senin 25 Jan 2021, 19:58 WIB
Pangamat Kebijakan Publik dari Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Adib Miftahul. (toga)

Pangamat Kebijakan Publik dari Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Adib Miftahul. (toga)

TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Pangamat Kebijakan Publik dari Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Adib Miftahul berharap pemerintah memberikan bantuan terhadap pelaku usaha Warung Tegal (Warteg) yang terancam gulung tikar.

Adib mengatakan rencana penutupan 22.000 Warteg merupakan suatu masalah yang penting diperhatikan. Menurutnya pemerintah harus mengakomodir tiga imbas dari pandemi Covid-19 yakni perekonomian, sosial dan masalah keamanan dan ketertiban.

"Soal 22.000 Warteg yang bakal tutup tentunya secara tidak langsung ada kewajiban dan tanggung jawab yang harus dijaga oleh pemerintah," ujar Adib saat dihubungi poskota.co.id, Senin (25/1/2021).

Baca juga: 20 Ribu Pengusaha Warteg Se-Jabodetabek Terancam Bangkrut Gegara Pandemi Covid-19

Adib mengatakan pemberian bantuan kepada pelaku usaha Warteg secara tidak langsung juga bentuk membantu keberlangsungan UMKM.

Menurutnya memberikan bantuan dengan harga bahan baku yang masih terkontrol dapat mempertahankan keberlangsungan Warteg ditengah masyarakat.

"Refocusing anggaran pemerintah sampai 50% harus jelas dan terarah. Bisa dengan memberikan bantuan dengan kecukupan harga bahan baku yang selama ini terjangkau kepada pemilik warteg," katanya.

Terakhir, Adib pun mendesak agar pemerintah memberlakuan operasi pasar, sehingga perekonomian rakyat dapat terus bergerak.

"Operasi pasar mendesak dilakukan. Hal itu sebagai langkah reaktif agar UMKM ini bisa tegak berdiri, dan ekonomi rakyat BERGERAK," jelasnya.

Baca juga: Pemkot Tangerang Kembali Buka Pendataan Bantuan UMKM Secara Online

Diberitakan sebelumnya Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni menyampaikan sekitar 50 persen atau 20.000 unit Warteg di Jabodetabek akan gulung tikar pada tahun 2021.

Dirinya menuturkan para pelaku usaha Warteg tersebut akan pulang ke kampung halaman lantaran usaha mereka tutup.

"Sekarang ini sampai 50 persen yang bakal pulang. Selama 2020 saya menghitung sejak 25 persen dari total warteg yang ada di Jabodetabek pulang," kata Mukroni. (toga/tha)

Berita Terkait
News Update