JAKARTA,POSKOTA. CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan jajarannya bahwa sekarang ini masih dalam situasi krisis. Sebab itu, kita harus bekerja lebih cepat, sehingga bisa memberikan daya ungkit pada pertumbuhan ekonomi.
"Di tahun 2021 kita harus kerja lebih cepat lagi. Kita harus sadar masih dalam kondisi krisis, semangatnya harus berbeda, aura harus berbeda, harus pindah ke chanel exstraordinary," terang Jokowi.
Itu disampaikan Jokowi pada acara Penandatanganan Kontrak Paket Tender/Seleksi Dini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2021, Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (15/01/2021).
Baca juga: Berpesta Usai Divaksin Covid-19, Raffi Ahmad Minta Maaf Pada Presiden dan Masyarakat
Presiden menjelaskan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 mengalami kontraksi yang cukup dalam, sempat turun di minus 5,32 persen di kuartal II 2020.
"Kemudian membaik di minus 3,49 persen di kuartal III 2020, meskipun masih minus tapi membaik. Dan kita berharap di kuartal IV 2020 dan kuartal I 2021 pertumbuhan ekonomi negara kita mengalami reborn , mengalami pemulihan kembali," harap Kepala Negara.
Sekali lagi, menurut Presiden, adalah kecepatan kita dalam bekerja, apalagi dalam situasi pandemi seperti sekarang saat masyarakat banyak kehilangan pekerjaan.
Baca juga: Presiden Jokowi Harus Divaksin Lagi Dua Minggu ke Depan, Berikut Alasannya
"Kecepatan kita dalam mengeksekusi pekerjaan, terutama proyek-proyek padat karya sangat dinantikan, dan sangat membantu meringankan beban masyarakat, terutama dalam menyediakan lapangan pekerjaan," kata Jokowi.
Namun demikian, Jokowi mengingatkan walaupun kita bekerja cepat dengan cara smart , tidak berarti kita mengabaikan tata kelola dan governance.
"Ini tidak boleh, prosesnya harus benar, transparan, sesuai aturan dan juga yang paling penting outcome harus dijaga agar memiliki dampak yang pada pemulihan ekonomi," ungkapnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Menegaskan Setelah Vaksinasi Perdana Dilanjutkan ke Seluruh Provinsi
Hadir dalam acara tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mochamad Basoeki Hadimoeldjono dan lainnya. (johara/tri)