kukan pengecekan gudang kedelai.(ilham)

Uncategorized

Belum Ditemukan Penimbunan Kedelai, Satgas Pangan Polri Tetap Pantau Importir Dipasaran

Rabu 13 Jan 2021, 10:42 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Tim Satgas Pangan Polri hingga kini masih melakukan pemantauan terhadap kelangkaan kedelai dipasaran dan sejumlah importir.

Dari pemantauan itu, Tim Satgas belum menemukan adanya penimbunan kedelai.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menuturkan terkait kegiatan pengawasan terhadap kelangkaan kedelai, sampai saat ini Satgas Pangan masih melakukan pemantauan.

Baca juga: DPR Mendesak KPPU Menyelidiki Dugaan Penimbunan Kedelai

"Pemantauan terhadap kemungkinan-kemungkinan dan mengantisipasi terhadap kemungkinan penimbunan kedelai. Sampai saat ini belum ditemukan penimbunan kedelai atau bahan kedelai," kata Ramadhan, Rabu (13/1/2021).

Sebelumnya, Satgas Pangan memastikan akan menindak tegas dan memproses hukum importir kedelai yang berani melakukan penimbunan dan memainkan harga sehingga kedelai langka dipasaran.

"Polri merespon kelangkaan kedelai di pasar terutama importir, apabila di temukan ada dugaan pidana maka Satgas Pangan akan melakukan penegakan hukum," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono, dalam keterangannya, Rabu (06/01/2021).

Baca juga: Cegah Kemungkinan Naik Lagi pada Februari, Pemerintah Diminta Segera Kendalikan Harga Kedelai

Argo menjelaskan, Satgas Pangan Bareskrim Polri sendiri sudah melakukan pengecekan ke sejumlah gudang-gudang importir kedelai kemarin .

Diantaranya adalah, gudang yang berada di Bekasi, yakni, PT. Segitiga Agro Mandiri. Dalam temuannya, bahwa perusahaan itu bergerak di bidang impor kedelai ex Amerika dengan kapasitas antara 6.000 hingga 7.000 ton per bulan.

"Kedelai import tersebut selain diperuntukan pemenuhan industri tahu dan tempe untuk kwalitas II juga dipergunakan untuk proses pakan ternak dan proses pembuatan minyak kedelai serta produk turunan lainya," ucap Argo. 

Baca juga: Imbas Kenaikan Harga Kedelai, Pengusaha Terpaksa PHK Karyawan

Sedangkan, distribusi ke UMKM industri tahu dan tempe ke wilayah Jabodetabek dan Bandung Jawa Barat dengan pendistribusian antara 250-300 ton per hari dan stok tersisa saat ini sebanyak 2.500 ton.

Kacang kedelai tersebut disalurkan melalui distributor dengan harga saat ini Rp 8.600 per Kg terjadi kenaikan sekitar Rp 1.000 sejak pertengahan bulan Desember 2020. 

"Didapat informasi dari Staff Perusahaan tersebut Kenaikan harga disebabkan karena selain harga beli di negara asal terjadi kenaikan yang sebelumnya 6.800 menjadi 8.300, juga disebabkan sejak pertengahan bulan Oktober-Desember 2020 kapal yang langsung tujuan Indonesia sangat jarang sehingga menggunakan angkutan tujuan singapore dan sering terjadinya delay dikarenakan menunggu waktu dalam konekting ke Indonesia sehingga keterlambatan antara 2- 3 minggu," pungkas Argo.

Baca juga: Ini Catatan Anis Soal Harga Kedelai Melonjak Hingga Tahu Tempe Menghilang

Dikatakan, pengecekan kedua Satgas Pangan dilakukan di PT. FKS Mitra Agro di Pasar Kemis Pasir Jaya Cikupa Tangerang. Dari pemeriksaan itu diketahui bahwa  pada tanggal  31 Desember 2020 kedelai masuk  sebanyak 533,29 ton dan sudah didistribusikan sebanyak 79 ton, sisa stok per 31 Desember 2020 sebanyak 474,29 ton.

"Jadi pada tanggal 4 Januari 2021 kedelai masuk sebanyak 460,22 ton dan sudah didistribusikan sebanyak 76 ton, sisa stok per 4 Januari  sebanyak 384,22 ton. Sisa stok  per tanggal 5 Januari 2021 sebanyak 858,51 ton," tukas Argo.

Selanjutnya, di PT.  Sungai Budi di Daan Mogot, Kota Tangerang, Banten. Di lokasi ditemukan fakta, pada tanggal 4 Januari 2021 kedelai masuk sebanyak 400 ton dan sebanyak 300 ton sudah siap didistribusikan ke konsumen, sehingga sisa stok saat ini per 5 Januari 2021 sebanyak 100 ton. (ilham/tri)

Tags:
Belum Ditemukan Penimbunan KedelaiSatgas Pangan PolriTetap Pantau Importir Dipasarankedelai mengilangHarga Kedelai Naikperajin tahu tempe mogok

Reporter

Administrator

Editor