JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksinasi Covid-19 tahapan awal akan dimulai pada Rabu (13/1/2021).
Sebagaimana seperti yang sudah direncanakan, vaksin diprioritaskan kepada para tenaga kesehatan. Sedang untuk para lansia rencananya mendapatkan suntikan vaksin sekitar Maret-April 2021.
"Kita harapkan kalau vaksin Pfizer dan AstraZeneca datang di bulan April, itu adalah vaksin yang memang sudah uji klinisnya digunakan untuk di atas 60 tahun. Jadi kita akan mulai untuk petugas publik dan lansia itu sekitar bulan Maret-April," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Selasa (13/1/2021).
Baca juga: YLKI Desak Menkes jadi Panglima dalam Pengendalian Tembakau
Saat waktu yang sama vaksin juga akan diberikan untuk petugas pelayanan publik seperti TNI/Polri dan aparat hukum.
Hal ini sesuai dengan jadwal vaksinasi Covid-19 yang ditetapkan pemerintah lewat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021.
Jika vaksinasi untuk tenaga kesehatan, petugas pelayan publik, dan lansia selesai, tahapan penyuntikan vaksin berlanjut ke masyarakat rentan. Menurut catatan pemerintah, totalnya mencapai 63,9 juta.
Baca juga: Menkes : Hari Ini Sebanyak 15 Juta Bahan Baku Vaksin Tiba di Indonesia
"Schedule ini dinamis. Ini adalah jadwal yang kita miliki saat planning dulu, yaitu 15 bulan untuk menyelesaikan vaksinasi 426 juta. Dan memang bottle neck atau critical part-nya dari produksi vaksinnya, bukan kemampuan memvaksinasi," tuturnya
Ia menyebut perang melawan covid-19 ini layaknya perang sesungguhnya.
Menurutnya dibutuhkan sejumlah strategi dalam penangannya. Salah satu strategi yang diperlukan yaitu mendeteksi secara dini soal kemunculan varian virus baru tersebut yang disebut memiliki tingkat penularan lebih cepat.
Baca juga: Sebagai Tahapan Vaksinasi. Kemenkes Mulai Kirim SMS Blast Kepada Penerima Vaksin Covid-19
"Sekarang intelnya bukan dari kemenhan, (tapi) harus dari Kemenkes. Kemenkes itu memiliki beberapa lab yang bisa melakukan contra intilegent activity ini yaitu namanya Genome sequencing," ujarnya.
Menkes menyampaikan, setiap virus yang masuk akan dideteksi, apakah ada perubahan atau mutasi dari genome tersebut. Kendati demikian, dia mengakui tidak banyak yang bisa melakukannya.
"Ada 12 lab di Eijkman, di perguruan tinggi, dan di kemenkes," tuturnya.
Baca juga: Menkes Budi Gunadi Sadikin Ajak Masyarakat Sukseskan Vaksinasi Covid-19
Budi merasa bersyukur pada pekan lalu, dia melakukan penandatanganan bersama Merinstek, Bambang Brojonegoro untuk memformalisasi jaringan lab tersebut.
Hal ini penting agar secara rutin pihaknya bisa melakukan genome sequencing dari beberapa titik kota yang banyak menerima pendatang.
"Sehingga kita bisa mengidentifikasi secara dini, kita memiliki sistem intelejen secara dini kalo ternyata ada virus mutasi baru yang masuk. Mudah-mudahan harusnya minggu ini kita bisa mengidentifikasi virus-virus yang masuk," ucapnya. (rizal/tri)