ADVERTISEMENT

Kedelai Menghilang, Sakti Ya?

Senin, 11 Januari 2021 09:45 WIB

Share
Kedelai Menghilang, Sakti Ya?

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

“LHO, Pak kok tempenya cuma segini salah ngitung ya? Tanya seorang ibu  pembeli goregan pada pedagang gorengan tahu tempe, suatu sore.

“Ibu nggak tahu ya, kedelai lagi menghilang, nggak ada di pasaran!” kata si pedagang pada langganannya.

“Hemm, sakti juga ya kedelai?” ujarnya dalam hati.

Baca juga: Angka 19 Lagi Viral, Horor dan Mak Syur!

Pekan lalu memang kedelai lagi naik daun alias viral gara-gara nggak nongol di pasaran. Ini tentu saja membuat para pedagang tahu dan tempe yang mengandalkkan  bahan baku kedelai mumet

Bagi pedagang yang nekat membeli kalau ada ya harganya sangat tinggi. Jadi para pedagang harus bisa menyiasati, untuk mengolah tahu atau tempe sedemikian rupa, misalnya, ukuran dikecilkan atau harga naik? Tapi, apa pun yang dilakukan bisa ribut sama pelanggan.

Tapi, kalau nggak jualan, bagaimana? Bukan saja para pedagang jadi nganggur nggak punya penghasilan. Tapi dagang bikin sakit hati. Lebih dari itu, masyarakat  kan sebagian besar mengonsumsi bahan makanan yang dibuat dari kedelai. Yakni, tahu dan tempe. Bukan saja buat lauk makan, tapi buat cemilan, pagi dan sore, menemani ngeteh atau ngopi.

Baca juga: Jadilah Ibu yang Sakti

Kedelai memang sering menghilang. Tidak jelas siapa dalangnya. Kedelainya yang bikin ulah, atau para pemilik kebijakan  yang nggak mampu mengatasi persoalan? 

 Bayangkan saja, lahan di Nusantara ini sangat luas.Tanami kedelai, kacang dan palawija lainnya. Masa nggak bisa sih?   Siapa nih yang bertanggung jawab? Para petani yang nggak mau nanam kedelai, beralih jadi buruh pabrik atau siapa?  Lalu itu menteri pertanian, bukan kah punya tugas agar para petani mampu swa sembada pangan?  

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Yulian Saputra
Editor: Yulian Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT