ADVERTISEMENT

PKS Desak Pemerintah Bekerja Lebih Keras Tangani Covid-19 Karena Kesejahteraan Rakyat Memburuk

Sabtu, 2 Januari 2021 17:24 WIB

Share
PKS Desak Pemerintah Bekerja Lebih Keras Tangani Covid-19 Karena Kesejahteraan Rakyat Memburuk

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA,CO.ID - Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini berharap Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin bekerja lebih keras mengatasi pandemi Covid-19. Grafik penyintas covid 19 menunjukkan kenaikan signifikan.

Akibat pandemi yang telah berlangsung setahun penuh seluruh indikator kesejahteraan rakyat juga memburuk. Hal ini menuntut kerja lebih keras lagi dari jajaran pemerintah.

Hal tersebut disampaikan Jazuli sebagai evaluasi pemerintah di tahun 2020 dan menyambut tahun 2021. Menurutnya, Pemerintah harus mengambil opsi kebijakan yang lebih tegas, tidak ambigu dan abu-abu antara kepentingan kesehatan, kemanusiaan, dan ekonomi seperti saat ini.

Baca juga: Jokowi Optimis 2021 Akan jadi Catatan Sejarah Sebagai Tahun Pemulihan Masyarakat Indonesia

"Akibat kebijakan yang ambigu ditangkap publik secara luas sebagai inkonsistensi. Dampaknya tidak jelas apa kebijakan yang berlaku antara yang dibolehkan dan dilarang sehingga sulit menerapkannya di lapangan, akibatnya banyak yang abai protokol kesehatan. Tingkat kematian (fatality rate) Indonesia tertinggi di Asia Tenggara," ungkap Jazuli dalam keterangannya yang diterima Sabtu (2/1/2021).

Menurut Jazuli, masyarakat tidak bisa mendapat gambaran yang jelas bagaimana peta jalan yang komperhensif, sistematis, dan terukur dari kebijakan pemerintah mengatasi pandemi covid 19.

Akibatnya pemerintah tidak bisa menjelaskan secara jelas dan optimis kapan pandemi ini akan selesai diatasi. Prediksi yang disampaikan pemerintah pun berulangkali meleset.

Baca juga: Jokowi: Kita Semua Mencatat 2020 Jadi Tahun Ujian Amat Berat Akibat Pandemi Covid-19

Selain itu, dalam penilaian Fraksi PKS pemerintah tidak memiliki strategi yang komprehensif dalam penyediaan vaksin dan strategi vaksinasi.

Terbukti dengan pembelian sejumlah obat Covid-19 yang terburu-buru di awal pendemi, kontroversi pembelian vaksin Sinovac yang belum lulus uji klinis, hingga kepercayaan rakyat yang rendah terhadap vaksin yang disediakan pemerintah.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT