Oleh Harmoko
MULAI besok, kita memasuki tahun 2021. Kita belum, dan tidak, akan tahu apa saja yang bakal terjadi selama 12 bulan ke depan.
Tidak tahu pasti, selama setahun ke depan, sepanjang 360 hari atau 8.640 jam atau 518.400 menit atau 31.104.000 detik, apa saja yang akan kita tapaki.
Kita hanya mampu memprediksi yang belum pasti, kita hanya dapat menduga, yang belum tentu menjadi nyata.
Yang bisa kita lakukan adalah merencanakan sejumlah agenda penting untuk meraih target yang diharapkan. Berharap tahun depan lebih baik dari sebelumnya.
Harapan memang tidak selamanya sesuai dengan kenyataan, tetapi menata dan mengembangkan diri menjadi lebih baik, wajib dilakukan.
Baca juga: Refleksi Diri Tiap Hari
Menata diri hendaknya menjadi komitmen diri yang teraplikasi dalam kehidupan sehari - hari. Bukan tersimpan dalam hati tanpa realisasi.
Tidak ada salahnya merumuskan resolusi (suatu keputusan atau kebulatan tekad atas sesuatu hal) sebagai alat pengendali diri.
Resolusi menjadi penting karena, lazimnya, berisi tuntutan kepada diri sendiri.
Apa saja yang hendak dikerjakan, diraih, ditargetkan di tahun depan?
Rumuskan tuntutan diri seideal mungkin dengan tujuan untuk memacu diri. Tetapi tetap realistis dengan melihat sikon (situasi dan kondisi) di tengah Pandemi seperti sekarang ini.
Baca juga: Jangan jadi “Orang Ketiga”
Kita tidak tahu pasti kapan Pandemi berakhir. Kita juga belum tahu apakah akan muncul lagi varian baru virus corona.
Tentu kita berharap Pandemi segera berakhir. Kehidupan akan lebih baik.
Kita tentu tidak cukup berharap, atau diam tanpa bergerak. Tetapi harus mengupayakan dan bersiap diri mengantisipasi segala kemungkinan yang bakal terjadi sepanjang rentang waktu tahun 2021.
Apa saja yang bakal terjadi, kita hanya bisa memprediksi.
Yang pasti dengan bertambahnya tahun, akan bertambah usia kita yang menuntut kian dewasa ( kian matang ), setidaknya dalam dua hal.
Baca juga: Singkirkan Kecurangan Meski Sebatas Angan
Pertama, dalam berpikir, bertutur kata dan berperilaku perbuatan.
Kedua, semakin arif dan bijak dalam menyikapi situasi.
Senantiasa berpikir positif dengan menyingkirkan segala prasangka buruk. Tutur kata yang lebih santun, dan penuh etika.
Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengganggu, apalagi mengakibatkan kerugian bagi orang lain. Dengan menyingkirkan sikap arogansi, kesombongan, keserakahan dan kebohongan.
Sebaliknya lebih mengedepankan akal budi berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya.
Lebih toleran merespons lingkungan, termasuk dalam bermedia sosial.
Tidak tergoda ikut menyebarkan gosip dan fitnah, tanpa terlebih dahulu meneliti dari mana sumbernya. Itulah yang dimaksud arif dan bijak dalam merespons situasi. Lebih - lebih di era kini, siapa pun dapat bermedia sosial tanpa batasan ruang dan waktu.
Komitmen diri seperti itulah sejatinya resolusi yang harus dikembangkan guna menapaki perjalanan tahun depan, mulai esok hari.
Mulailah dari hal yang kecil, yang dapat kita jalani setidaknya untuk diri sendiri.
Yang penting adalah perubahan sikap menuju yang lebih baik. Meskipun kecil, tapi mampu menghasilkan perbedaan besar.
Ingat! Dari yang kecil kita menjadi besar. Dari hal kecil bisa menjadi istimewa dan luar biasa.
Semoga. (*)