MAU kemana malam tahun baru? Jawaban paling tepat di rumah bersama keluarga. Bermalam tahun akan lebih nyaman tinggal di rumah.
Ini bukan karena tidak boleh keluar rumah, sama sekali tidak. Tetapi kalau pun keluar mau bersantai di mana? Semua kafe tutup, tempat rekreasi tutup, jalan menuju Puncak juga ditutup.
Mau nongkrong - nongkrong dilarang, jika masih juga berkerumun akan dibubarkan.
Semua lokasi yang biasanya dijadikan pusat perayaan malam pergantian tahun ditutup seperti kawasan Monas, Kota Tua dan Bunderan HI, sepanjang Jalan Sudirman - MH Thamrin.
Baca juga: Jangan Asal Pegang
Tak hanya di pusat kota, di pinggiran kota, tempat transit pun dijaga ketat untuk mencegah terjadinya kerumunan massa. Misalnya terminal - terminal, taman dan kawasan Kanal Banjir Timur (KBT) di Jakarta Timur.
Tentu tempat serupa di sejumlah wilayah pun diberlakukan sama, tanpa kerumunan. Tak hanya di Jakarta, di kawasan Bodetabek juga diberlakukan hal yang sama.
Lokasi yang biasanya dijadikan arena bermalam tahun baru dijaga ketat oleh petugas gabungan. Tujuannya sama, untuk mencegah terjadinya kerumunan.
Kalau masih nekat berkerumunan, opsinya cuma satu: Dibubarkan. Kebijakan ini berlaku bukan hanya di Jabodetabek, tetapi di semua daerah.
Baca juga: Satu Belum Hengkang yang Lain Sudah Datang
Intinya malam tahun baru tanpa perayaan, tanpa kerumunan.
Dasar pertimbangannya sudah sering dijelaskan, kerumunan, apalagi yang mengabaikan protokol kesehatan 3M akan berpotensi terjadinya penularan Covid-19.
Dalam banyak kasus, klaster baru terbentuk akibat pengabaian terhadap prokes seperti di perkantoran, tempat persinggahan dan tempat - tempat umum lainnya, di mana terdapat kerumunan.
Yuk! Kita cegah tahun baru menjadi klaster baru dengan meniadakan perayaan yang mendatangkan kerumunan. Tahun baru di rumah saja bersama keluarga.
Biasanya makan jagung rebus, ubi rebus di Puncak, kali ini pindahkan suasana serupa di rumah. Setelahnya, berdoa bersama semoga pandemi segera sirna dari negeri kita. (jokles/tha)
.jpg)
