‘ENAK banget lo ngilangin nyawa orang’, ucap seorang wanita sambil mengayunkan tangannya ke wajah salah satu remaja yang sedang digiring polisi di Polsek Kemayoran.
Belakangan diketahui wanita berkerudung itu adalah kerabat keluarga dari Dimas, remaja 18 tahun yang tewas dalam bentrokan antar geng di Jalan Kemayoran Timur Raya,RT 09/07, Kamis (24/12) dini hari lalu.
Dan remaja yang dipukul wanita itu merupakan satu dari 12 pelaku pengeroyokan yang menyebabkan keponakannya tewas dengan luka bacokan.
WS, salah satu tersangka kasus pembacokan terhadap Dimas, 18 tahun, dalam tawuran antar geng remaja mengaku tidak mengenal korbannya.Kepada polisi, alasan WS terlibat tawuran karena geng remajanya saling ejek dengan geng Dimas di media sosial.
"Enggak ada dendam. Tawuran karena mereka saling ejek di grup media sosial anak-anak sekolah itu," ujar Kapolsek Kemayoran Kompol Khoiri dalam jumpa persnya pada Jumat (25/12/2020).
Sebelumnya tawuran antar geng yang merenggut nyawa seorang remaja juga terjadi di Jalan Perjuangan,RT 16/07, Kelurahan Tugu Selatan,Koja,Jakarta Utara pada Selasa (24/11) lalu. di Jalan Perjuangan RT16/RW 007 Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Selasa (24/11/2020).
Korban, MI,15, menemui akibat luka tebasan celurit dari lawannya.Satu pelaku yang juga berusia remaja berhasil diamankan.
"Jadi dua kelompok anak ini sering berseteru dan saling ejek di media sosial. Lalu mereka merealisasikan perseteruan ini di lapangan artinya kopi darat ketemu di darat," ujar Kapolres Jakarta Utara Kombes Sudjarwoko,kepada wartawan.
EKSISTENSI
Aksi tawuran yang melibatkan sekelompok remaja belakangan marak terjadi. Modus tawuran pun serupa saling ejek lewat media sosial (medsos) lalu janjian ‘kopi darat’ untuk bertempur. Bentrokan yang mereka lakukan seolah ingin menunjukkan eksistensinya kalau geng mereka lebih hebat dan ditunjukkan dengan jatuhnya korban dari kubu lawan.
Bagi mereka melukai bahkan membunuh lawan menjadi sebuah kebanggan, tidak ada rasa penyesalan sedikit pun. Hal itu bisa dilihat saat Polsek Kemayoran menghadirkan ke 12 pelaku yang terlibat menghabisi nyawa Dimas.
Tidak ada satu pun dari mereka yang menunjukkan raut wajah menyesal. Wajar jika kerabat korban yang kebetulan hadir langsung memukul satu tersangka. Dibutuhkan ketegasan hukum bagi mereka. Kepolisian harus memprosesnya sesuai dengan apa yang mereka perbuat.
Tren tawuran antar geng mesti dihentikan, jangan ada lagi korban berjatuhan, jangan lagi ada keluarga yang kehilangan sosok tulang punggung yang selama ini menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. (yahya/tha)