Ini Alasan BP2MI Sarankan PMI Tidak Pilih Bekerja di Negara Arab dan Malaysia

Rabu 16 Des 2020, 10:45 WIB
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani.(rizal)

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani.(rizal)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID –  Anggapan  bekerja di Timur Tengah (negara Arab) dan Malaysia bisa mendapat penghasilan besar bagi Pekerja Migran Indonedia (PMI) adalah pendapat yang salah.

Padahal  tahun 80-an banyak PMI atau tenaga kerja Indonesia ingin kerja di Timur Tengah dan  Malaysia. 

Anggapan tersebut langsung dibantah  Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani. 

Bahkan ia sering menyarakan jangan untuk mencari kerja di luar negara Timur Tengah atau Malaysia.

Baca juga: BP2MI Berangkatkan 116 Pekerja Migran Indonesia ke Jepang

"Saya sering bilang,  ngapain  ngirim  ke Arab (Timteng, red)  dan  Malaysia karena rentan masalah dan perlindungan PMI sangat lemah sekali itu gajipun kecil," kata Benny, Rabu (16/12/2020).

Sebelumnya Benny telah melepas  kolter kedua sebanyak 116 PMI ke Jepang, pada Selasa (15/12/2020).

Sehinga jika digabungkan kolter satu dan dua maka  305 orang PMI yang  ke negara Sakura tersebut.

Hal ini merupakan program G to G yang pelaksanaan teknisnya dilakukan oleh BP2MI. 

Baca juga: BP2MI Gerak Cepat Merespon Taiwan Hentikan Sementara Penempatan PMI

"Gaji di Jepang ini kan standarnya Rp21 juta, sehingga saya mengimbau PMI untuk  orientasikan negara penempatan itu Jepang, Korea  dan Taiwan. Jangan selalu berorientasi pada negara Arab Saudi atau Timteng yang gajinya kecil dan UU tidak bisa menjamin perlindungan," tegasnya.

Berita Terkait

News Update