IPW Menilai Polisi Melanggar HAM Terkait Insiden Tewasnya 6 Laskar FPI

Selasa 15 Des 2020, 06:39 WIB
Salah satu adegan rekonstruksi penembakan enam anggota laskar FPI di Karawang, Jawa Barat, pada Senin (14/12/2020) dini hari. (ist).

Salah satu adegan rekonstruksi penembakan enam anggota laskar FPI di Karawang, Jawa Barat, pada Senin (14/12/2020) dini hari. (ist).

Baca juga: CCTV di Lokasi Penembakan 6 Angota FPI Tidak Rusak, Dirut Jasa Marga: Hanya Ada Keterlambatan Pengiriman Data

Dari penjelasan ini, IPW mempertanyakan, dimana Promoternya Polri. Karena itu, Komnas HAM dan Komisi III perlu mendesak dibentuknya Tim Independen Pencari Fakta agar kasus ini terang benderang. 

"Jika Jokowi mengatakan tidak perlu Tim Independen Pencari Fakta dibentuk, berarti sama artinya bahwa Presiden tidak ingin kasus penembakan anggota FPI ini diselesaikan tuntas dengan terang benderang, sehingga komitmen penegakan supremasi hukum Jokowi patut dipertanyakan," pungkasnya. 

Koreksi Istilah Pembantaian

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni sempat mengoreksi terkait istilah pembantaian yang disebutkan oleh pihak keluarga korban pengikut Habib Rizieq yang tewas. Dia menyatakan Komisi III DPR RI belum bisa membuat kesimpulan soal peristiwa itu.

Baca juga: Serahkan Diri, Ketua Umum dan Panglima Laskar FPI Datangi Polda, Diperiksa Sebagai Tersangka Kasus Kerumunan

 "Saya koreksi tentang bahasa 'pembantaian' yang tadi keluarga korban sampaikan, karena sampai hari ini, sampai detik ini, polisi belum menyampaikan secara lugas tentang kejadian di jalan tol. Tapi karena ini adalah negara hukum, maka kita ikuti proses hukum yang dilakukan oleh kepolisian," ungkap Sahroni di kesempatan yang sama. (ilham/win)

Berita Terkait
News Update