Sental-Sentil

Sembunyi di Belakang Peribahasa Ngawur

Minggu 06 Des 2020, 09:45 WIB

MASIH ada orang yang sampai hari ini melakukan kejahatannya untuk mencari nafkah. Mencuri, merampok, membunuh, membegal, menipu dan korupsi. Pokoknya ketika melakukan kejahatan tersebut mereka nggak peduli haram atau halal. Pokoknya sikat terus.

Bagi manusia yang seperti itu, maka tak pantas jika diberi kepercayaan. Jadi pegawai akan culas, tidak disiplin, mencuri waktu. Jadi pejabat, menteri tidak amanah, mereka akan meyelewengkan jabatan, melakukan segala cara untuk memperkaya diri sendiri atau golangannya.

Berdagang, juga mempermainkan timbangan. Kalau dagang makanan dicampur baur dengan bahan yang nggak halal. Bikin obat palsu. Produksi dan jual madu, juga palsu. Nggak peduli kalau itu semua dikonsumsi akan berbahaya, bukan saja sakit tapi bisa menyebabkan kematian.

Baca juga: Petugas Tak Usah Ikutan Jahat

Bagi para pelaku kejahatan tersebut, seperti tak mengindahkan keselamatan orang lain. Bisa jadi sambil tersenyum mereka enak-enak saja melakukan kejahatan. Meraup keuntungan dan mengisi kantongnya, nggak peduli itu haram.

Sering orang berkelakar soal rezeki halal dan haram di balik peribahasa ngawur. ‘Sekarang ini sulit cari nafkah yang halal, yang haram saja sudah tnggal sedikit.’ Ucapan tersebut sebenarnya sebagai pembenaran bagi mereka yang cari nafkah secara haram.

Gurauan atau peribahasa ngawur tersebut, kayaknya nggak pantas diucapkan. Karena bagi yang percaya adanya rezeki halal dari Tuhan, kayaknya haram kalau bicara yang  seperti itu. Sekali lagi mereka hanya berdalih pembenaran untuk mnutupi kejahatannya, semisal mencuri, menipu atau korupsi.

Baca juga: Klepon, Tumpeng, Apalagi?

Maka di antara mereka, lalu berebut, atau bancakan harta yang bukan miiknya. Milik orang lain dan negara. “Ayo libas, jangan sampai nggak kebagian! Terlalu! (massoes)

Tags:
sembunyiSembunyi di BelakangSembunyi di Belakang Peribahasa NgawurPeribahasa NgawurSental-SentilposkotaPoskota-co-id

Reporter

Administrator

Editor