Baca juga: Belum Ada Konfirmasi, Penyidik Masih Tunggu Kehadiran HRS di Polda Metro Jaya
"Waktu minta uang, pelaku bilang nanti total uang yang akan diterima mencapai Rp15 juta dari pemerintah," lanjut Suwasnih.
Pengaruh hipnotis yang cukup kuat, sambung Suwasnih membuat ia menjalankan berbagai cara. Pasalnya, uang itu didapat dari hasil meminjam ke sang adik yang rumahnya tak jauh dari tempat tinggalnya. "Akhirnya saya kasih uang Rp3 juta yang itu juga boleh pinjam ke adik saya," terangnya.
Usai uang dipegang, lanjut Suwasnih, pelaku mengaku akan mengantarkan ke kelurahan namun memintanya untuk mengganti baju dulu. Ia pun masuk ke rumah dan mengganti baju warna merah seperti yang diminta. "Tapi pas saya keluar habis ganti baju, itu orang sudah nggak ada. Saya pun sadar jadi korban hipnotis," pungkasnya.
Baca juga: Ganja Dihapus dari Obat Berbahaya oleh PBB, Legal untuk Kebutuhan Medis
Sebelumnya diberitakan, seorang nenek warga RT 01/08, Kelurahan Halim Perdanakusuma, Makasar, Jakarta Timur, menjadi korban penipuan dengan modus hipnotis. Kalung emas seberat 10 gram dan uang Rp300 ribu dibawa kabur pelaku yang membuat korban tak sadarkan diri.
Siti Judah, 69, yang menjadi korban hipnotis dari seorang wanita yang awalnya meminta data untuk memberikan bantuan sosial. Akibatnya, kalung emas seberat 10 gram dan uang Rp300 ribu miliknya digondol pelaku.
"Katanya mau kasih bantuan sosial (bansos) ke janda sama kaum dhuafa karena dia mau nikah. Tapi malah maling, tega banget, nipu nenek" katanya, Rabu (2/12). (Ifand/win)