JAKARTA - Selama pandemi, aktivitas donasi (donor) darah selama pandemi berkurang 30 persen hingga 50 persen, sehingga persediaan darah turut terdampak. Padahal selama pandemi kebutuhan darah tidak berkurang.
Hal itu diakui Ketua Bidang Unit Donor Darah - PMI Pusat, dr. Linda Lukitari Waseso dalam acara talkshow bertema "Donor Darah Aman di Masa Pandemi” yang diselenggarakan secara virtual oleh BNPB, Jakarta, Jumat siang (27/11).
Acara itu juga menghadirkan pembicara, Dr. dr. Agus Dwi Susanto SpP(K), Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RS Persahabatan, dan Host: Boy Bakamaro Ginting ST, MBA.
Baca juga: Stok Darah Golongan AB di PMI Jakarta Timur Menipis
Dr Linda menyatakan bahwa PMi kekurangan ketersediaan stok darah antara 30 - 50 persen itu terjadi berkurangnya pendonor darah reguler.
Namun demikian, lanjut Linda, PMI sampai saat ini bisa memenuhi sampai 95 persen kebutuhan darah secara nasional. Namun demikian, kata dia, dalam memenuhi kebutuhan darah reguler untuk pasien ada yang ditunda.
Misalnya, kata dia, operasi elektif (operasi yang tidak harus segera dilakukan karena tidak memiliki indikasi). "Sedangkan yang lainnya harus segera di penuhi seperti, ibu - ibu yang melahirkan tapi kekurangan darah, cancer atau yang lainnya," papar Linda.
Baca juga: PMI Jaksel Krisis Stok Tiga Golongan Darah, Warga Diimbau Mau Donor
Tentang strategi menarik para pendonor darah, Linda menjelaskan pada Maret - April ketersediaan darah di PMI hanya mencapai 70 persen. Ketersediaan stok darah seperti itu karena dibantu oleh pendonor darah dari TNI dan Polri.
Ia menambahkan PMI kekurangan para pendonor darah dalam situasi pandemi, karena banyak instansi dengan keterbatasannya tidak mengadakan donor darah karena pegawainya banyak yang work from home (WFH).
Linda juga mengungkapkan bahwa PMI tetap melayani donor darah di tengah pandemi ini dengan menyediakan layanan donor darah di 224 unit PMI di seluruh Indonesia.