Bamsoet Ajak Pemuda dan Remaja Masjid Syiarkan Nilai-nilai Kebangsaan

Selasa, 24 November 2020 10:18 WIB

Share
Bamsoet Ajak Pemuda dan Remaja Masjid Syiarkan Nilai-nilai Kebangsaan

JAKARTA - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo memaparkan, berdasarkan catatan Badan Intelijen Negara (BIN), remaja berusia 17-24 tahun merupakan kelompok usia yang menjadi target utama penyebaran paham radikalisme. Karena selain energik dan penuh semangat, pada rentang usia tersebut, mereka masih dalam proses pencarian jati diri, sehingga masih relatif mudah dipengaruhi.

"Survei CSIS mencatat ada sekitar 10 persen generasi milenial yang setuju mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain," ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Bersama Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid (BKPRMI), secara virtual dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Senin (23/11/20).

"Survei lain yang dilakukan pada akhir Mei 2020 oleh Komunitas Pancasila Muda, tercatat 19,5 persen responden menganggap Pancasila hanya sekadar nama yang tidak dipahami maknanya. Memperlihatkan betapa generasi muda bangsa mulai bersikap antipati terhadap narasi wawasan kebangsaan," sambungnya.

Baca juga: Gotong Royong dalam Kebencian

Turut hadir antara lain Ketua Umum BKPRMI, H. Saild Aldi Al Idrus dan Sekretaris Jenderal BKPRMI, Drs. H. Ahmad Rizqon, M.Pd.I.

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, atas dasar itulah MPR RI aktif menyelenggarakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika) ke berbagai kalangan masyarakat, termasuk kepada remaja masjid. Tujuannya untuk menebalkan nilai kebangsaan sehingga generasi bangsa tak tak terpapar radikalisme, ekstrimisme, maupun manipulator agama.

"Jumlah masjid dan mushola di Indonesia sekitar 800.000. Menggambarkan besarnya potensi yang bisa dimanfaatkan untuk memasyarakatkan nilai-nilai kebangsan melalui berbagai aktivitas kepemudaan yang diselenggarakan di lingkungan masjid. Fungsi masjid sebagai basis pembinaan akhlak dan moral umat, dapat disinergikan sebagai basis pembinaan wawasan kebangsaan, khususnya bagi generasi muda," jelas Bamsoet.

Baca juga: DPR: Masyarakat Abai Covid-19 Karena Pemerintah Sering Langgar Prokes

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, saat ini bangsa Indonesia sedang menapakkan kaki menuju puncak bonus demografi. Penduduk usia produktif (mayoritas generasi muda) akan menjadi bagian terbesar dari komposisi penduduk Indonesia. Di sinilah peran penting dan krusial hadirnya organisasi kepemudaan dalam membentuk generasi muda agar mendapatkan bekal wawasan kebangsaan yang memadai.

"Menguatkan nilai-nilai kebangsaan di kalangan remaja merupakan sebuah proses yang harus dilaksanakan secara bertahap, tidak serta merta atau instan. Karena itu diperlukan ketepatan metode dan kesinambungan proses, agar dapat mengakar kuat dalam setiap diri generasi muda," terang Bamsoet.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar