BEKASI – Wajah AS pelaku pembunuhan terus tertunduk saat dihadirkan aparat Polsek Pondok Gede ke sejumlah awak media, Jumat (20/11/2020).
Kepada Kapolsek Pondok Gede Kompol Jimmy Martin Simanjuntak, AS mengaku khilaf saat menghabisi nyawa korban, Misun Mardian, pria yang dikenal tersangka sebagai calo tanah.
“Saya khilaf pak, saat itu spontan membacok dia," kata AS saat ditanya alasan membunuh korban oleh kapolsek.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Guru Ngaji di Bogor Ditangkap, Ternyata Ini Motifnya
Mengenakan baju tahanan Polsek Pondok Gede berwarna orange, pria 43 tahun itu sesekali mengangkat wajahnya. Kedua tangannya diborgol dan dikawal petugas bersenjata laras panjang.
Tersangka AS merupakan ketua RT 03 dimana peristiwa berdarah itu terjadi tepat di Jalan Nilam 13 RT 03/10, Kelurahan Jatiraden, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi pada Rabu (18/11/2020).
‘Korban memang sudah berulang kali bikin ulah. Sudah sering saya peringatkan tapi begitu lagi begitu lagi,” ucapnya.
Baca juga: Polisi Masih Dalami Motif Dugaan Pembunuhan Guru Ngaji di Cibinong
Ulah korban yang membuatnya kesal, menurut tersangka adalah aksi menjual tanah yang bukan miliknya. Seperti pada saat kejadian, yang kala itu korban tengah mengukur tanah.
“Karena yang dia ukur itu bukan tanah dia, tetapi tanah PT Unilever. Kebetulan PT Unilever itu meminjam ke bank atau gimana saya ga tau, jadi tanah itu kosong,” terang AS.
“Jadi mugkin dia itu ngaku-ngaku kalau tanah itu milik dia, ada sertifikat tanpa ada tanda tangan saya sama pak rw. Saya sudah beberapa kali ketemuan sama pak lurah, pak babinsa dan bimaspol. Tapi perbuatannya itu diulang lagi,” tutur AS yang mengaku empat kali membacok korban dengan golok hingga tewas.
“Saya bacok di punggung, dan kepala, seingat saya empat bacokan pak,” pungkasnya. (yahya/tha)