Sentra-Sentra Pembinaan Angkat Besi Harus Diberdayakan

Kamis 19 Nov 2020, 10:37 WIB
Wasekjen PB PABSI, Sonny Kasiran. (kanan)

Wasekjen PB PABSI, Sonny Kasiran. (kanan)

Baca juga: Rizky Juniansyah Sabet 3 Emas Kejuaraan Dunia Angkat Besi Remaja Virtual

Pada Kejuaraan biasa atlet yang sudah dipanggilpun masih bisa merubah angkatan naik bila waktunya masih belum 30 detik dari pemanggilan. Setiap atlet diberikan waktu satu menit dari pemanggilan hingga barbell terangkat di atas lutut, khusus yang mengulang angkatan diberi waktu dua menit.

Untuk Kejuaraan online semua atlet hanya diberikan waktu satu menit. Perbedaan waktu juga harus cermat mengantisipasinya, salah baca jadwal bisa fatal seperti dua lawan terdekat Rizki Juniansyah dari Rusia & Belarusia tidak bisa tampil kemungkinan karena salah baca jadwal, komunikasi dengan Panitia & IWF tidak sesuai regulasi, atau koneksi jaringan internet dengan panitia tidak bagus. Dari sisi pelatih juga harus mengubah bioritme atlet-atletnya.

Atlet Youth Indonesia

Batasan Kategori Youth (Remaja) 13-17 tahun dihitung berdasarkan tahun kelahiran. Kategori Yunior 18-20 tahun, selebihnya disebut Senior.

Terbukti atlet-atlet Angkat Besi mampu bersaing dengan atlet-atlet elit dunia bila terbina dengan baik dan tidak terputus-putus. Sejak Pelatnas Asian Games XVIII 2018 Pelatnas Angkat besi berlangsung terus dengan baik hingga sekarang.

Ideal memang belum tetapi langkah Kemenpora untuk mendukung sudah sangat berarti, terbukti dari raihan prestasi-prestasi internasional yang dicapai oleh angkat besi. Beberapa sejarahpun diukir dicabang angkat besi seperti rekor-rekor Dunia dan Asia bahkan Sea Games XXX 2019 di Philipina pertama kalinya semua atlet angkat besi meraih medali dengan mengikut sertakan semua kelas yang dipertandingkan.

Baca juga: Pembangunan Tempat TC Angkat Besi Jadi Prioritas Utama, Ini Alasan Menpora

Idealnya semua kelas terisi di pelatnas bahkan tiga lapis yang berjumlah 60 atlet, 15 pelatih dan tiga kepala pelatih. Tentu saja biayanya menjadi besar, selain kapasitas tempat latihan khusus Angkat Besi belum dimiliki. Beruntung Angkat Besi mendapat dukungan dari Marinir sehingga bisa menjalankan Pelatnas dengan baik di Mess Marinir Jalan Kwini II – Jakarta.

PB PABSI mencoba menyiasatinya dengan membentuk Sentra-sentra Latihan di daerah yang diharapkan bisa menjadi miniatur Pelatnas mandiri.

Animo dan atmosfer atlet-atlet Youth bahkan pre Youth Indonesia cukup lumayan, terbukti jumlah peserta setiap kali Kejurnas Remaja jumlah pesertanya berkisar 150 atlet, mayoritas atlet berasal dari Keluarga kurang mampu sehingga kebutuhan pemenuhan asupan kalori atlet angkat besi menjadi kendala bila tanpa bantuan.

Mengutip kalimat bijak “proses tidak mengingkari hasil”, semoga regenerasi atlet angkat besi Indonesia bisa berjalan dengan baik. (bu)

Berita Terkait
News Update