Awalnya, kata Ali, ketika diminta untuk menjalankan tugas kemanusiaan dirinya cukup terkejut. Pasalnya, ini merupakan tugas yang luar biasa, dimana pada awalnya hanya melayani pelajar.
"Saat ini kita punya cerita suka maupun duka. Di awal kita penuh dengan ketakutan, mulai dari saya hingga awak bus karena belum paham apa itu Covid-19," tuturnya.
Namun, karena berfikir ini adalah misi kemanusiaan, sambung Ali, akhirnya justru menumbuhkan keberanian dan semangat para awak bus. Di tahap awal, pihaknya menyiapkan tim khusus yang diisi 5 orang.
"Saat tugas awal, saya perhatikan banyak supir yang gemetar ketika bertugas. Namun alhamdulilah saat ini mereka malah semakin bangga, dan saat ini sudah ada 3 kru yang terus bertugas," ungkapnya.
Dari semua perjuangan yang dilakukan, Ali mengaku, tak sedikit awak bus yang menjadi korban dan terpapar. Bahkan, bukan hanya awak yang terkonfirmasi, anak dan istrinya ikut mengalami.
"Cobaan pun datang lagi, karena saat mereka yang terpapar, ada yang di usir. Dan bahkan saat sang suami diisolasi mandiri, rumah mereka pun kebanjiran," terangnya.
Baca juga: FGD Pos Kota di Jelambar Baru, Warga Minta Pemprov DKI Bantu Penyemprotan Disinfektan
Ali menambahkan, selain awak bus, dirinya sendiri juga ikut terkonfirmasi Covid-19 dan menyebar ke-16 keluarganya. Namun akibat dirinya yang pernah terpapar, justru menjadikan seluruh jajaran Upas kian semnagat dan bangga dengan misi kemanusiaan yang dijalankan.
"Dasar itulah yang membuat saya memberikan jaminan dan kepastian. Dan pada saat mereka terpapar saya pun yang menjamin dan mengedukasi mereka untuk terus lebih kuat menghadapi Covid-19," terangnya.
Dan hingga saat ini, sambung Ali, pihaknya akan terus memberikan pelayanan terbaik bagi warga Jakarta khususnya yang terpapar Covid-19.
Pihaknya tidak akan berhenti untuk mengevakuasi sekaligus mempercepat penganan Covid-19 di wilayah DKI.