JAKARTA - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani, mengapresiasi kreativitas para PMI Purna asal Yogyakarta. Benny meninjau Desa Wisata yang dibangun para mantan pekerja migran.
Di hadapan Disnaker Daerah Istimewa Yogyakarta, pegawai UPT BP2MI Yogyakarta, dan PMI Purna, ia mengajak untuk melariskan seluruh produk-produk PMI Purna yang sudah dihasilkan dari kegiatan pemberdayaan dan pelatihan seusai mereka bekerja dari luar negeri.
"Sekarang kita tidak hanya memiliki slogan sikat sindikat pengiriman ilegal PMI, tetapi mari bersama kita juga sikat produk-produk Purna PMI!" tegas Benny di kantor UPT BP2MI Yogyakarta, Jumat (13/11/2020).
Baca juga: BP2MI Gandeng Damri Fasilitasi Pemberangkatan dan Pemulangan PMI
Dalam kegiatan ini, sebanyak 30 produk purna yang dipamerkan. Pun, dilaksanakan launching aplikasi TuQu, sebuah aplikasi pintar yang menghubungkan para pembeli, pedagang, dan kurir lokal dengan layanan utama berupa kebutuhan harian rumah tangga yang dapat dibeli langsung dari pedagang lokal dan diantar ke rumah.
Aplikasi ini merupakan hasil karya kreatif PMI Purna Yogyakarta yang kini sedang berkembang di 'Kota Gudeg'.
Di samping itu, Benny juga mengapreasiasi Desa Wisata Garongan yang dirintis dan dikelola oleh Purna PMI. Sebanyak 80 orang dari 120 orang anggota paguyuban Desa Wisata Garongan merupakan Purna PMI yang pernah bekerja di Korea Selatan, Jepang, Arab Saudi, Malaysia, dan negara lainnya.
Baca juga: BP2MI Berikan Edukasi Keuangan kepada Calon Pekerja Migran yang akan Kerja di Luar Negeri
"Desa Wisata ini sangat visioner karena sebelum kami menggalakkan PMI sebagai Duta Wisata di luar negeri, PMI Purna ini sudah membuat Desa Wisata, membawa keahlian bahasa dan pengalamannya di luar negeri untuk menjadi modal membangun di Yogyakarta," ujarnya.
"Oleh karenanya, bagi Calon PMI di sini yang akan berangkat, saya menitip pesan untuk mempromosikan Indonesia sebagai negara yang indah dan ramah. Bapak/Ibu sekalian adalah Duta Wisata Indonesia yang mampu mengabarkan hal-hal baik tentang Indonesia," papar Benny.
Tidak hanya itu, Yogyakarta juga dikenal sebagai daerah yang mempromosikan penguatan penempatan PMI sektor formal. Sebagian besar PMI asal Yogyakarta bekerja di pemberi kerja berbadan hukum yang juga mempersyaratkan kompetensi khusus.
Baca juga: BP2MI Bikin Gebrakan, Jadikan Pekerja Migran Sebagai Duta Wisata
Hal ini ditunjukkan dengan mitra UPT BP2MI Yogyakarta dalam penempatan PMI dengan jumlah tertinggi adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebanyak 212 atau 51% dari 403 lembaga yang mendukung penempatan PMI adalah SMK.
Sebagai 'Kota Pelajar', Yogyakarta dapat memanfaatkan lembaga pendidikan formal sebagai penyiap tenaga kerja yang dapat diserap oleh dunia. Hal ini, kata Benny, merupakan bentuk pelindungan terhadap PMI pada masa sebelum bekerja.
"Oleh karenanya saya terus mendorong pemanfaatan lembaga pendidikan formal sebagai sumber supply Pekerja Migran Indonesia. Penguatan penempatan PMI sektor formal juga merupakan salah satu dari 9 program prioritas saya. Tentu saja, program ini merupakan upaya untuk mengimplementasikan sikat sindikat! Kita cetak PMI pintar agar calo gentar," tukas Benny. (rizal/win)