Awas Beredar Madu Palsu dari Kembangan Jakbar, Polisi Amankan 3 Orang
Selasa, 10 November 2020 11:32 WIB
Share
Kapolda Banten, Irjen Pol Fiandar didampingi Direskrimsus Kombes Pol Nunung Syaifuddin dan Kabidhumas Kombes Pol Edi Sumardi saat jumpa pers di Mapolda Banten. (haryono)

SERANG - Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Banten berhasil membongkar produksi madu abal-abal atau palsu di daerah Joglo, Kembangan, Jakarta Barat.

Dalam pengungkapan madu palsu ini, personel Ditreskrimsus mengamankan 3 orang tersangka yaitu AS (24), warga Kabupaten Lebak, TM (35), warga Pekalongan Jawa Tengah dan MS (47), warga Tanah Abang, Jakarta Pusat yang merupakan penjual, karyawan dan pemilik rumah produksi.

Selain 3 tersangka, turut diamankan barang bukti sekitar 900 liter madu palsu, bahan baku berupa molase (cairan ampas tebu), 5 drum berisi 1.100 liter glukosa, 45 jeriken masing-masing berisi 30 liter fructose, peralatan memasak, 40 karung berisi botol kaca ukuran 500 ml, 3 karung tutup botol serta uang hasil penjualan sebanyak Rp66 juta.

Baca juga: Tangis Haru Tenaga Medis yang Merasa Diperhatikan dari Sebotol Madu

Kapolda Banten, Irjen Pol Fiandar mengatakan, pengungkapan kasus produksi madu palsu berawal dari diamankannya AS, pedagang madu diduga palsu di daerah Leuwidamar, Kabupaten Lebak setelah personel Ditreskrimsus menerima laporan dari masyarakat. Dari keterangan tersangka AS, 30 botol madu diduga kuat palsu dibeli dari daerah Joglo, Jakarta Barat.

"Dari keterangan tersangka AS ini, penyidik Ditreskrimsus langsung melakukan pengembangan dan berhasil membongkar pabrik pembuatan madu palsu pada Rabu (4/11/2020). Selain mengamankan seorang karyawan dan pemilik rumah produksi, juga diamankan barang bukti puluhan jeriken madu palsu serta bahan baku," terang Kapolda saat jumpa pers di Mapolda Banten, Selasa (10/11/2020).

Kapolda menjelaskan, ketiga tersangka memanfaatkan massa pandemi Covid-19 untuk memproduksi dan menjual madu palsu.

Baca juga: Awas Tertipu, Ini 7 Cara Mudah Membedakan Madu Asli dengan Oplosan

Pada masa pandemi Covid-19, masyarakat percaya madu bisa menjaga daya tahan dan kekebalan tubuh dari berbagai penyakit. Namun madu palsu ini tidak membawa manfaat bahkan sangat membahayakan kesehatan.

"Jadi modusnya mengambil keuntungan dari pandemi Covid-19, dengan memproduksi madu palsu hasil pencampuran bahan berbahaya seperti glukosa, fluktosa, molase, dicampur, seolah-olah madu asli Banten. Dari hasil pemeriksaan tidak ada madu sama sekali," kata Kapolda didampingi Direskrimsus Kombes Pol Nunung Syaifuddin dan Kabidhumas Kombes Pol Edi Sumardi.

Halaman
1 2