Nah Ini Dia

Gagal Menggertak Janda, Kok Pilih Mati Bunuh Diri

Minggu 08 Nov 2020, 07:30 WIB

AWALNYA ancaman bunuh diri itu sekadar gertakan, tapi janda Mardinah (34) tak gentar. Ketika Santowi (26) menyatakan cinta dengan ancaman mau bunuh diri jika ditolak, Mardinah langsung menolaknya. Malu jika ancaman tak ditepati, anak muda asal Banyuwangi itu langsung gantung diri.

Tak hanya politik yang memerlukan lobi-lobi. Cari cewek pun juga perlu lobi-lobi, kecuali perkawinan ala Siti Nurbaya. Jika pintar melobi, meski cowok tampang urakan banyak tato pun bisa dapat istri cantik, dan foto kemesraannya bisa diunggah di medsos. Tapi meskipun ganteng, jika mendekati cewek to the point saja, si cewek yang ditaksir bisa kabur duluan.

Santowi anak muda Banyuwangi yang cari nafkah di Sidoarjo, rupanya termasuk pemuda slonong boy tersebut. Ketika jatuh cinta pada Mardinah, gayanya langsung niru “leluhur”-nya, Minakjinggo adipati Blambangan ketika jatuh cinta pada Ratu Kencana Wungu raja Majapahit. Ya langsung ditolak. Kalau Minakjinggo serta merta mengancam mau serbu Majapahit, Santowi cukup ngancam dengan gantung diri.

Baca juga: Setelah Ditiduri Lelaki Lain Janda Muda Dibunuh Kekasih

Sejak beberapa bulan lalu Santowi yang tinggal di Tropodo, Sidoarjo ini, kasmaran pada Mardinah, janda muda yang tinggal di rumah koskosan Gedangan. Tapi meski naksir, Santowi tak pernah berusaha mendekati. Asal ketemu Mardinah hanya menyapa sambil tersenyum, sementara Mardinah juga membalas senyum. Tapi niat untuk apel di rumah sijanda malam minggu, tak pernah ada keberanian.

Ada dua kendala yang menyebabkan Santowi kurang pede mendekati Mardinah. Pertama, dirinya belum punya pekerjaan mapan. Kedua, usia si janda 8 tahun lebih tua. Nanti apa kata orang-orang, anak milenial kok kawin sama nenek-nenek. Nanti setelah tua baru terasa.

Hambatan psikologis tersebut yang membuat Santowi gojag-gajeg (ragu-ragu). Tapi asal ketemu janda itu rasanya jantung mau copot, sementara ukuran celana juga langsung berubah. Setan pun sampai meledek dan mengomporinya, “Payah lo, anak muda milenial kok cemen. Tubruk saja dan perkosa, kan beres!”

Baca juga: Ketemu Teman Lama di Reuni Lupa Deh Sama Suami dan Anak

Rasa cinta sepihak itu makin lama makin mbenthoyong (jadi beban) di dada. Beberapa hari lalu habis Isya dia segera datang ke tempat koskosan si janda. Setelah ngobrol ala kadarnya, langsung saja Santowi ngomong to the point. “Maaf mbak, kehadiran saya ini mau melamar mbak jadi istri saya.”

Tentu saja Mardinah kaget, ternyata anak muda yang suka ngglibet lewat depan rumahnya itu naksir dirinya. Tapi masak caranya begitu, urusan cinta kok diomnibus law juga. Maka jawabnya juga to the point. “Maaf ya Dik, saya tak bisa menerimamu. Wong saya juga belum kenal siapa Anda sebenarnya.”

Jawaban itu membuat Santowi kecewa. Tapi dia tak mau menyerah begitu saja. Langsung saja Mardinah digertaknya. “Kalau Mbak menolak cintaku, saya mau bunuh diri lho. Serius……,” ancam Santowi. Ternyata Mardinah juga menjawab lantang, “Mau bunuh diri ya silakan, itu bukan urusan saya.”

Baca juga: Kasmaran Sesama Teman SD Acara Reuni Berujung Maut

Santowi pergi tanpa pamit, sementara sepeda motor ditinggal begitu saja di depan rumah Mardinah. Hatinya gundah gulana, antara bingung dan kecewa. Kecewa cintanya ditolak, tapi juga bingung karena harus merealisasikan ancamannya. Kalau tak jadi bunuh diri, nanti dianggap anak muda cemen.

Maka Santowi lalu cari tambang plastik, begitu dapat kemudian cari pohon. Esok paginya penduduk Gendangan gempar, karena menemukan anak muda mati gantung diri di pohon, lokasinya dekat rumah janda Mardinah. Janda itu pun juga kaget, karena tak menduga anak muda itu benar-benar menepati ancamannya. “Lho, itu kan anak muda yang semalam melamar saya, tapi tak tolak.” Kata Mardinah jujur.

Kok ditolak lamarannya, apa kurang syarat surat keterangan bebas G.30.S/PKI? (bj/gunarso ts)

Tags:
Nah Ini DiaGagal Menggertak JandajandaPilih Mati Bunuh Diribunuh diriposkotaPoskota-co-id

Reporter

Administrator

Editor